jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyebut warga sipil turut menjadi korban dalam demonstrasi berujung ricuh di depan kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8) kemarin.
Wiranto mengatakan, warga sipil tersebut meninggal karena terkena panah yang diduga kuat berasal dari demonstran yang berbuat rusuh di depan kantor Bupati Deiyai.
BACA JUGA: Papua Memanas, Pengunjung Hotel di Jayapura Terjebak, Pecahan Kaca Berserakan
"Masyarakat, satu yang meninggal. Tewas karena kena panah dan senjata-senjata dari masyarakat sendiri," kata Wiranto ditemui di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (29/8).
BACA JUGA: Deiyai Papua Rusuh, Massa Rampas Senjata, 2 Sipil dan 1 TNI Tewas
BACA JUGA: Mencekam, Toko dan Kantor Tutup, Angkot Tak Beroperasi, Jayapura Lumpuh
Selain warga sipil, lanjut Wiranto, satu prajurit TNI tewas dan satu kritis ketika pecahnya kericuhan saat demonstrasi di Deiyai.
"Korban dari TNI ada tiga orang, yang satu meninggal dunia, dua luka dan sekarang masih kritis yang satu. Kena luka parang dan panah. Sementara itu dari aparat kepolisian ada empat yang luka-luka," lanjut dia.
Wiranto menyayangkan terjadinya ricuh saat demonstrasi di Deiyai. Seharusnya, demonstrasi dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BACA JUGA: Papua Bergolak, Pak! Kuping Bapak Seperti Disumbat Tisu Basah
"Nah, ini tentunya kami sesalkan dan harus dihindari. Kenapa demonstrasi seperti itu brutal sampai membawa korban," ucap dia.
"Sebenarnya kalau demonstrasi itu dilakukan dengan baik, sesuai dengan aturan main dalam demostrasi, saya kira tidak perlu khawatir," timpal dia. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Bakar Kantor Majelis Rakyat Papua
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan