Menlu Retno: Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia

Sabtu, 06 Januari 2024 – 13:57 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membeberkan kisah sukses Indonesia saat menjadi Presiden G20 2022 dan Ketua ASEAN 2023.

Menurut Retno, keberhasilan itu bukan hal yang mudah untuk diraih, karena Indonesia menjalankan amanahnya di tengah situasi geopolitik yang dinamis.

BACA JUGA: Menlu Retno Optimistis Tahun 2024 Peran Indonesia untuk Dunia Masih Dibutuhkan

Di masa Presidensi G20 2022, stabilitas dan perdamaian dunia diuji dengan invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Hal itu memperumit hubungan luar negeri Rusia dengan negara-nagara Barat.

BACA JUGA: Menlu Retno Serukan Perang terhadap Intoleransi Beragama

“Tidak banyak pihak yang memperkirakan bahwa Indonesia akan dapat menyelesaikan tugas Presidensi G20 dengan baik, karena situasi yang sangat sulit pada saat itu. Dengan semua modal yang kita miliki, alhamdulillah dapat menyelesaikan Presidensi dengan sangat baik dan dapat apresiasi sangat tinggi,” ucap Retno dalam keterangannya, Sabtu (6/1).

Setelah purnatugas memimpin forum 20 negara ekonomi terbesar di dunia, Indonesia pun menjadi Ketua ASEAN 2023.

BACA JUGA: Irjen Karyoto: Firli Bahuri Bisa Dijemput Paksa

Situasinya juga tidak mudah, karena Indonesia dibebankan krisis politik Myanmar imbas kudeta junta militer pada 1 Februari 2021.

Di samping itu, Indonesia juga memiliki cita-cita untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Visi itu bukan isapan jempol belaka, sebab Asia Tenggara merupakan kawasan yang paling diuntungkan dengan kebijakan transisi energi.

Indonesia, Thailand, dan Vietnam merupakan salah tiga negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, yang merupakan komponen dasar untuk merangkai mobil listrik.

“Kita paham kalau 2022 posisi dunia tidak baik, dan 2023 tidak lebih baik. Jadi, saya ingin mengajak kita melihat, di tengah situasi yang tidak baik, kita kembali menjalankan tanggung jawab sebagai Ketua ASEAN,” kata dia.

Eks Duta Besar Indonesia untuk Belanda menuturkan posisi masing-masing negara, terutama Barat dengan Rusia dan China, jarak posisi mereka di banyak isu sangat besar.

“Dengan semua aset yang dimiliki dan dukungan banyak pihak, Indonesia berhasil membawa ASEAN ke jenjang yang lebih tinggi, menjadikan ASEAN remains matters, menjadikan Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth,” jelasnya.

Alumnus Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan Indonesia juga membangun fondasi visi ASEAN 2045, guna meningkatkan ketahanan kawasan.

Di bawah keketuaan Indonesia, Sekretariat ASEAN yang berlokasi di Jakarta Selatan kemudian ditetapkan sebagai ASEAN Headquarter.

Diskusi untuk mempersiapkan visi ASEAN 2045 pertama kali dilakukan di bawah keketuaan Indonesia.

“Termasuk memulai diskusi green and blue economy. Roadmap keanggotaan penuh Timor Leste juga sudah dibuat, tinggal diimplementasikan,” tuturnya.

Terakhir, Retno turut menyatakan bahwa peran Indonesia di kancah global sekaligus membantah berbagai spekulasi, yang menyebut kebijakan luar negeri di bawah Presiden Joko Widodo akan lebih berorientasi ke dalam negeri.

“Dari semua data yang kita miliki, kekhawatiran seputar Indonesia akan menjadi inward looking sama sekali tidak terbukti, bahkan kepemimpinan Indonesia diakui dunia,” kata Retno. (mcr4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menang Total di Debat Cawapres, Gibran Kuasai Media Sosial


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler