Menperin Yakin Industri Otomotif Meningkat di Semester II

Jumat, 18 September 2020 – 09:34 WIB
Ilustrasi pameran otomotif yang digelar di JCC. Foto: Dokumen Gaikindo

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang optimistis industri otomotif akan meningkat pada semester II tahun ini, kendati sektor tersebut terdampak pandemi Covid-19.

“Kami optimistis bahwa kinerja industri otomotif berkembang positif pada semester II tahun ini. Kalau periode sebelumnya terjadi perlambatan karena dampak dari pandemi Covid-19,” ungkap Agus Gumiwang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/9).

BACA JUGA: Menperin Agus Yakini Industri Otomotif Bisa Bangkit pada Paruh Kedua 2020

Agus menyebutkan, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diterimanya, penjualan mobil dalam tiga bulan terakhir menunjukkan tren meningkat, setelah sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

“Penjualan mobil secara ritel atau dari dealer ke konsumen pada Agustus sebanyak 37 ribuan unit. Jumlah itu naik dibandingkan Juli sebesar 35.799 unit,” tuturnya.

BACA JUGA: Irjen Nana: Pelaku Mutilasi di Kalibata City Terancam Hukuman Mati

Sementara itu, penjualan wholesales atau distribusi dari Agen Pemegang Merek (APM) ke dealer pada Agustus 2020 tercatat 37.277 unit.

Angka tersebut naik 47 persen dibandingkan penjualan Juli 2020 yang mencapai 25.283 unit.

BACA JUGA: Bu Seklur Netty Tewas Saat Kejar Jambret

“Artinya, sudah ada rebound pemulihan, pasar kembali spending uangnya untuk beli mobil dan motor,” ungkap Agus.

Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menyebabkan ketidakstabilan pada ekonomi Indonesia baik dari sisi permintaan maupun penjualan, yang juga berdampak pada beberapa sektor manufaktur, termasuk industri otomotif.

“Sebagaimana kita ketahui industri otomotif menghadapi tekanan permintaan yang sangat besar, padahal industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting untuk perekonomian nasional,” ujarnya.

Lebih lanjut, industri otomotif selama ini memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, baik itu dari capaian nilai investasi maupun ekspornya.

“Industri otomotif telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar, lebih dari 1 juta orang dan merupakan salah satu sektor prioritas dalam agenda nasional pada peta jalan Making Indonesia 4.0,” katanya.

Selain itu, peluang pengembangan industri otomotif di tanah air juga besar, karena rasio kepemilikan kendaraan bermotor Indonesia masih lebih rendah, yakni sekitar 87 unit per 1.000 orang, dibandingkan Malaysia yang telah mencapai 450 unit per 1.000 orang, dan di Thailand sudah mencapai 220 unit per 1.000 orang.

“Tentu ini merupakan peluang yang harus kami kejar dan harus kami tangkap, agar kami bisa menumbuhkembangkan industri otomotif yang ada di Indonesia,” imbuhnya.

Meski begitu, dalam konteks pasar otomotif, menurut Agus, Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia.

Pada 2019 lalu, lebih dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri, dan 300.000 telah diekspor ke seluruh dunia.

“Untuk itu pemerintah mendorong agar pabrikan otomotif memanfaatkan hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain, seperti negara-negara di Afrika dan Australia dalam mengembangkan pasar,” ungkapnya. (ddy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler