jpnn.com - Menpora RI Dito Ariotedjo menyebut keberhasilan pembangunan pemuda dapat dilihat melalui indikator Indeks Pembangunan Pemuda (IPP).
Menurut Dito, ada lima ranah yang diukur dalam IPP, yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta domain gender dan diskriminasi.
BACA JUGA: Harapan Menpora Dito Ariotedjo untuk Atlet SOIna di SOWSG 2023
Hal ini dikemukakan oleh Menpora Dito Ariotedjo ketika membuka acara Kick-Off Kuliah Kewirausahaan Pemuda dan Forum Group Discussion Strategi Sinergi Program Kerja Kedeputian Bidang Pengembangan Pemuda di Hotel Grand Sahid Jaya, Tanah Abang - Jakarta, Selasa (9/5) siang.
Politisi muda Golkar ini menyebut berdasarkan data dari Bappenas tahun 2020, IPP Indonesia pada 2019 memiliki domain lapangan dan kesempata kerja dengan pencapaian terendah, yakni hanya mencapai indeks 40,0 persen, dibanding empat domain penyusun IPP lainnya.
BACA JUGA: Menpora Dito Ariotedjo Berharap Panjat Tebing Bisa Berbicara Banyak di Olimpiade Paris 2024
Dengan demikian, lanjut Menpora Dito, upaya-upaya untuk pengembangan lapangan dan kesempatan kerja harus menghasilkan output yang terukur serta terasa menfaatnya oleh masyarakat, baik berupa motivasi dan wawasan maupun kompetensi dan keterampilan yang dikemas lewat Kuliah Kewirausahaan Pemuda.
"Pengembangan kewirausahaan pemuda sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan IPP," ujar Menpora Dito dalam keterangannya.
BACA JUGA: Dito Ariotedjo Diskusi Bareng Menpora Singapura Bahas Olahraga dan Kepemudaan
Lebih lanjut, Menpora Dito menjelaskan bahwa strategi pengembangan kewirausahan pemuda dimulai dengan membangun mindset berwirausaha di kalangan pemuda.
Kebijakan Pemerintah terhadap pola pengembangan kewirausahaan yang fundamental diarahkan pada penciptaan motivasi usaha dan membangun mindset pemuda untuk menciptakan lapangan kerja, bukan sebagai pencari kerja.
"Peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya bidah kepemudaan merupakan tanggung jawab kita bersama. Kesuksesan pengembangan kewirausahaan pemuda harus didukung berbagai pihak, baik publik, akademisi, maupun swasta, yang terkoordinir secara lintas sektoral (regional/internal)," ucap Dito.
Menpora Dito juga menyebut kegiatan ini merupakan perwujudan amanat pemerintah, sehingga perlu dilaksanaan dengan benar dan tanggung jawab guna menghasilkan para wirausaha muda berkualitas yang dapat meningkatkan IPP seusai amanat Undang Undang No. 40 Tahun 2009 tentang Pelayanan Kepemudaan.
"Kami sangat berharap kepada saudara-saudara, agar kita bersama berusaha membangun kualitas mutu yang baik dalam pemberian layanan kepemudaan," harapnya.
Tanggung jawab ini merupakan amanat Pemerintah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausaaan Nasional tahun 2021/2024, Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan tahun 2021-2024.
Selain itu, Permenpora Nomor 1 Tahun 2023 tentang Peningkatan Daya Saing Kewirausahaan Pemuda di Daerah yang mengamanatkan bahwa Kewirausahaan Pemuda merupakan tanggungjawab Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Sesuai Amanat Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewrrausaaan Nasional, Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 20: tentang Koordinasi Strategis Lintas Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan, dan Permenpora Nomor Tahun 2023 terkait Peningkatan Daya Saing Kewirausahaan Pemuda dan Daerah.
"Kegiatan ini merupakan pertemuan untuk koordinasi dan sinkronisasi program antara Kemenpora dengan mitra kuliah kewirausahaan pemuda dan mitra yang ikut serta mendukung kegiatan guna mensosialisasikan skema program yang telah disesuaikan dengan kebutuhan mitra sebanyak 36 mitra," pungkasnya.(kemenpora/mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib