Namun, itu bukan akhir dari segala masalah yang saat ini ada di payung sepak tanah air itu. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo menyatakan masih banyak masalah dan pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan PSSI.
"Ini baru setengah jalan. Berhasil menyatukan PSSI iya. Tapi, saya tidak tutup telinga, bahwa masih banyak orang yang kecewa," kata Roy kemarin (20/3).
Menurut Roy, rekonsiliasi bukan hanya sekedar bersatu. Tapi, lanjut dia, saat ini yang harus dipikirkan dan diperkuat oleh PSSI adalah bagaimana agar tidak membawa lagi sepak bola nasional ke kancah judi atau mafia.
Meski demikian, Roy menegaskan bahwa pemerintah tak akan mencampuri terlalu jauh upaya PSSI untuk menyelesaikan segala masalahnya. Jika terlalu sering ikut campur, Roy menilai kondisinya tak akan sehat.
"Tapi kalau sudah saatnya seperti kemarin (dualisme PSSI), maka saya campur tangan," tegasnya.
Di antara PR PSSI adalah tunggakan gaji pemain. Baik yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) maupun Indonesia Premier League (IPL). "Masalah gaji, anggaran yang minim. Di sosial media banyak orang komentar ke saya, tapi saya tidak mau bicara dulu," tuturnya.
Pengganti Andi Mallarangeng itu juga meminta agar masalah perbedaan pendapat yang muncul di tataran Exco PSSI bsia segera disatukan. Dia tak ingin ada lagi perpecahan yang menurutnya sudah membuat prestasi sepak bola Indonesia semakin terpuruk.
Sementara itu, menaggapi pernyataan Menpora, anggota Exco PSSI Robertho Rouw mengakui jika akan ada banyak langkah yang dilakukan oleh pihaknya. Terkati benturan yang ada di tataran Exco, Robertho meyakini tak akan sebesar dulu.
"Sekarang mayoritas pemilik suara dan anggota sudah bersatu. Mereka semua ada di dalam kongres. Karena itu, tak ada lagi yang perlu diperdebatkan. Kongres sudah memutuskan," tegasnya.
Bahkan, untuk memaksimalkan kerja dan visi pengembangan sepak bola Indonesia, Robertho memastikan bakal ada restrukturisasi pengurus PSSI. Dari hasil rapat Exco usai kongres, dia menyebut kepengurusan yang ada saat ini kurang efektif dan terlalu banyak.
"Akan ada restrukturisasi. Jika sebelumnya sampai ratusan, nanti harus dipilih lagi sesuai kebutuhan. Jadi efektif," tandasnya. (aam/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beckham Unjuk Kebolehan di Depan Ratusan Siswa Tiongkok
Redaktur : Tim Redaksi