"Saya akan meminta aparat terkait untuk mengusut tuntas insiden. Siapa pelakunya (bisa jadi provokator) harus dihukum," katanya melalui pesan singkat dari Belanda, kemarin (16/4).
Menurut dia, pengusutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga bisa diketahui dengan jelas pelakunya, Dia tidak ingin, kejadian ini seperti kasus bocornya Sprindik KPK, muncul fitnah dan ternyata pelakunya salah.
"Artinya, jangan-jangan pelakunya provokator, kasihan Bonek," lanjutnya.
Sementara itu, menyikapi surat tentang aspirasi Bonek Persebaya 1927 yang dikirimkan oleh Wali Kota Surabaya, Menpora mengaku belum meenrima karena sedang berada di Luar negeri.
Tapi, dia akan meneruskan surat itu ke PSSI sehingga bisa ditindaklanjuti oleh otoritas sepak bola Nasional tersebut.
Mengapa ke PSSI? Menurut Menpora dalam SMS-nya, tindak lanjut oleh PSSI itu sesuai dengan rapat gabungan antara Kemenpora, PSSI, KOI, KONI, BOPI, APPI, PT LI dan PT LPIS, pekan lalu.
"Semuanya menjadi tanggung jawab PSSI yang melaksanakan hasil KLB 17 Maret. Termasuk konsekuensi-konsekuensi dari unifikasi Liga soal (dualisme) Persebaya, Arema, dll," tandasnya.
Masalah dualisme ini, khususnya Persebaya, memang cukup mengkhawatirkan dan memungkinkan kondisi terus tidak kondusif. Pasalnya, dualisme sendiri sudah diputuskan pada KLB lalu dan memutus Persebaya yang berhak mengikuti unifikasi liga adalah Persebaya DU. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persib Menang Besar, Umuh Puas
Redaktur : Tim Redaksi