Menpora Zainudin Tegaskan Komitmen RI Membangun Laboratorium Antidoping

Rabu, 07 Oktober 2020 – 14:33 WIB
Menpora RI Zainudin Amali didampingi Sesmenpora Gatot S Dewa Broto saat virtual meeting dengan President of the World Anti-Doping Agency (WADA) Witold Banka yang bermarkas di Montreal, Kanada, Rabu (7/10). Foto: bagus/kemenpora.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menegaskan komitmen pemerintah membangun laboratorium antidoping.

Komitmen ini disampaikan Zainudin saat virtual meeting dengan President of the World Antidoping Agency (WADA) Witold Banka yang bermarkas di Montreal, Kanada.

BACA JUGA: 4 Atlet Naturalisasi Disetujui DPR, Menpora Berharap Mereka Bisa Perkuat Timnas

Menpora Zainudin yang mengikuti forum itu dari ruang rapat Lantai 10 Graha Pemuda Senayan, Jakarta, didampingi oleh Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih dan Sekretaris LADI Firtian Judiswandarta.

Zainudin pun menyampaikan komitmen kuat RI dalam mendukung keberadaan lembaga antidoping internasional WADA maupun Lembaga Antidoping Indonesia (LADI).

BACA JUGA: Prof Jimly Asshiddiqie: Mumpung Lagi Terpuruk, Sekalian Saja

"Selamat kepada Mr Witold Banka yang terpilih sebagai Presiden WADA yang baru, dan terima kasih atas kepedulian terhadap Indonesia dengan memulai pertemuan penting ini," kata Menpora RI mengawali pembicaraannya.

Bentuk komitmen pemerintah terhadap lembaga antidoping ini akan dibuktikan dengan meningkatkan rencana anggaran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Ratusan Massa Konvoi ke Gedung Dewan, Suasana Memanas, Braaak!

"Kami sampaikan bahwa rencana dukungan keuangan terhadap LADI meningkat sekitar 500 persen pada tahun 2021 dan selanjutnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya akan digunakan untuk peningkatan jumlah tes doping dan pembangunan labolatorium antidoping di Indonesia" jelas Zainudin.

Dia menjelaskan, pertimbangan utama perlunya membangun laboratoium antidoping, antara lain karena selama ini Indonesia harus mengirim sampel tes doping keluar negeri dan biayanya tidak sedikit.

"Sehingga berpengaruh terhadap sedikitnya jumlah sample tes doping di Indonesia. Ke depan dengan adanya labolatorium antidoping di Indonesia, saya berharap jumlah tesnya akan meningkat signifikan" ucap Zainudin.

Selain itu, Menpora kelahiran 16 Maret 1962 itu juga menyampaikan bahwa pemerintah RI sangat mendukung pelaksanaan program antidoping.

"Kami sangat mendukung program antidoping di Indonesia dan tidak menolerir kasus doping sekecil apa pun. Jika ditemukan indikasi maka kami berkomitmen untuk memberikan sanksi berat kepada pihak-pihak yang terlibat," tegas Zainudin.

"Komitmen peningkatan jumlah tes doping dan rencana pembanguan labolatorium doping merupakan bagian dari keseriusan kami dalam upaya bidding tuan rumah Olimpiade 2032," tambah mantan legislator Senayan itu.

Zainudin juga sangat berharap pada 2021, LADI bisa menjalankan program-program WADA untuk mengembangkan laboratorium doping di Tanah Air. "Oleh karenanya kami terus bekerja keras dan berharap semua program WADA dapat dilaksanakan di Indonesia," pungkasnya.

Presiden baru WADA mengapreasiasi pertemuan virtual dengan Menpora RI, dalam rangka mengajak berbagai pihak termasuk pemerintah untuk bersama-sama dan bersinergi dalam mengkampanyekan program antidoping.

“Sebagai presiden baru WADA, sangat senang bisa berdialog dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan mempererat kerja sama. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah anda atas kerjasamanya dengan WADA," ucap Witold Banka.

Banka juga menyampaikan bahwa salah satu gagasannya sebagai Presiden WADA adalah mendorong keterlibatan swasta dan masyarakat untuk meningkatkan kampanye antidoping.

Sementara Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih menyambut baik apa yang disampaikan Menpora RI Zainudin Amali yang berencana membangun laboratorium antidoping di Indonesia. Sebab, jumlah labolatorium antidoping masih sangat terbatas khususnya untuk wilayah Asia.

"Di seluruh dunia hanya sekitar 30, di Asia Tenggara hanya dua, di Penang, Malaysia dan di Bangkok, Thailand. Jadi kalau kita kirim sampel harus ke India, Qatar, atau Bangkok. Karena itu saya menyambut baik dan mendukung apa yang disampaikan Menpora RI yang berencana membangun laboratorium antidoping di Indonesia," tambahnya.(*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler