Menristek: Operasi TMC Turunkan 50 Persen Intensitas Hujan di Jabodetabek

Minggu, 12 Januari 2020 – 14:30 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang P.S Brodjonegoro, menyatakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang dilakukan oleh BPPT bersama TNI Angkatan Udara, telah menurunkan 30 hingga 50 persen intensitas hujan di Jabodetabek.

Modifikasi cuaca dilakukan dengan menaburkan garam pada awan hujan di area yang berpotensi membawa awan hujan tersebut memasuki wilayah Jabodetabek.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini: Waspada! Ada Petir dan Angin Kencang

"Berdasarkan statistik, kita mampu mengurangi antara 30 sampai 50 persen dari hujan yang seharusnya jatuh di sini (Jabodetabek)," ujarnya, Minggu (12/1). 

Menteri Bambang menegaskan teknologi mitigasi bencana menjadi prioritas pengembangan riset di Indonesia saat ini. Hal ini dilakukan karena Indonesia rawan terjadi berbagai bencana seperti banjir, gempa bumi, tsunami, longsor, kebakaran, dan lainnya.

BACA JUGA: BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini Sampai 12 Januari

Oleh karena itu, program 'multi hazards warning system' perlu dilakukan terus menerus, karena bencana di Indonesia tidak hanya berupa banjir saja, tetapi seperti tsunami, tanah longsor (land slide), gempa, dan kebakaran hutan. 

Dia mengucapkan terima kasih kepada BPPT, TNI AU, BMKG, BNPB, dan Pemda yang tidak pernah lelah mendukung Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sehingga pengurangan curah hujan benar benar dirasakan oleh daerah terdampak seperti Jabodetabek.  

BACA JUGA: Cuaca Buruk, 20 Penerbangan Delay di Bandara Juanda

Lebih lanjut, Menteri Bambang menginginkan kerja sama dan program implementasi program TMC ini dapat digunakan tidak saja di musim hujan, untuk memindahkan tempat turunnya hujan, tetapi juga mengatasi  karhutla (kebakaran hutan dan lahan).

Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan akan mengoptimalkan upaya penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), mengingat saat ini memasuki puncak musim hujan. Dia menjelaskan saat ini pelaksanaan operasi TMC untuk penanggulangan banjir Jabodetabek 2020 sudah memasuki hari kesembilan.

Bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan TNI Angkatan Udara, Hammam mengatakan khusus tanggal 10-13 Januari 2020 operasi modifikasi cuaca akan berjalan lebih intensif.

"Kami akan terbang hingga empat sampai lima sorti penerbangan. Ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi potensi curah hujan yang sangat tinggi, mengingat memasuki puncak musim hujan,” ungkap Hammam. 

Untuk mendukung operasi TMC, TNI AU mengerahkan dua pesawat yaitu CN-295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, dan C-212 Cassa Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

TMC dilaksanakan dengan menyemai garam NaCl di awan aktif dari kabin pesawat CN-295 dan C-212 Cassa yang sudah dimodifikasi dengan konsul khusus. Sekali terbang, CN-295 mampu membawa garam 2.4 ton dan C-212 berkapasitas 800 kg.

Rerata dalam sehari, pesawat TNI AU mampu melaksanakan tiga kali sorti penerbangan, disesuaikan kondisi di lapangan. (esy/jpnn)

JAKARTA HARUS WASPADA, KATULAMPA SIAGA IV


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler