Menristek: Pasien Covid-19 yang Diterapi Stem Cell Terbukti Lebih Bertahan

Minggu, 07 Februari 2021 – 17:02 WIB
Jumlah kasus positif COVID-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pemerintah terus melakukan 3T (testing, tracing, treatment) sebagai upaya dalam penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19.

Secara ideal persoalan pandemi Covid-19 seharusnya bisa diselesaikan di hulu melalui testing dan tracing, sehingga mampu mencegah penularan yang lebih besar.

BACA JUGA: Puluhan Koruptor di Lapas Sukamiskin Terkena Covid-19

Namun tentunya jika hanya upaya testing dan tracing, tidaklah cukup.  

"Terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) dan Exosome menjadi salah satu alternatif dalam upaya treatment penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19," kata Menteri Bambang, Minggu (7/2).

BACA JUGA: Dukung Dokter Richard Lee, Nikita Mirzani: Kenapa Baper sih itu Ibu-ibu, Katanya Sudah Hijrah

Dia berharap Indonesia mempunyai keunggulan dalam terapi stem cell, tidak hanya untuk penanganan Covid-19 tetapi secara menyeluruh.

Terapi ini diharapkan bisa meningkatkan kesehatan manusia Indonesia dan bertindak sebagai substitusi impor.

BACA JUGA: Tiga Pesepeda Positif Covid-19 Kabur, Kompol Erik: Jangan Sampai Menyebarkan Penyakit

Pandemi Covid-19 ini juga menjadi kesempatan untuk bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas dari riset stem cell yang ada agar nantinya Indonesia bisa menjadi tuan rumah (terapi stem cell) di negara sendiri.

Stem Cell (sel punca) merupakan induk dari semua sel yang ada di tubuh manusia.

Untuk menggantikan sel yang mati, stem cell akan membelah diri menghasilkan sel baru guna meneruskan tugas sel yang sudah mati.

Berdasarkan hasil pengujian, pasien Covid-19 dengan kategori infeksi berat dan kritis yang mendapatkan terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) tersebut 2,5 kali bertahan dibanding pasien yang tidak diterapi MSC. 

Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN telah mengalokasikan dana dan memfasilitasi penelitian stem cell untuk terapi Covid-19 di beberapa perguruan tinggi dan rumah sakit.

Bambang menjelaskan, untuk menunjang inovasi tersebut Kemenristek/BRIN terus mendorong kolaborasi dalam kegiatan penelitian.

Pendekatan triple helix menjadi sangat penting saat ini dalam penangan pandemi Covid-19.

Semua pihak harus mengesampingkan ego sektoral, penanganan pandemi Covid-19 ini membutuhkan keahlian dan senergi lintas bidang ilmu. 

"Ilmu pengetahuan akan menjadi lengkap jika berbagai bidang ilmu bisa berkolaborasi dan berinteraksi untuk menghasilkan solusi. Itulah esensi dari ilmu pengetahuan,” tandas Menteri Bambang. (esy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler