jpnn.com, LONDON - Juru taktik Chelsea Maurizio Sarri mengaku timnya bukan hanya membutuhkan tambahan bomber, tapi juga butuh bantuan psikolog.
Itu seperti yang tertuang dari keluh kesah Sarri, Senin (24/12) kemarin. Saat ini, klub milik Roman Abramovich itu belum memiliki psikolog. Selain staf kepelatihan, Chelsea hanya memiliki staf analis pertandingan, medis, dan staf sports science.
BACA JUGA: Juventus Baru Melirik, Chelsea Sudah Tawar Isco Rp 1,2 T
Dilansir Sky Sports, Sarri menganggap juara Premier League 2016-2017 itu sudah saatnya merekrut psikolog. Apalagi setelah Cesar Azpilicueta dkk menelan kekalahan 0-1 di Stamford Bridge, London, dari Leicester City (22/12). ''Saya pernah bekerja sama dengan psikolog saat masih di Italia, 15 tahun lalu,'' ucapnya.
Ketika itu Sarri menggunakan tenaga psikolog saat masih menangani Sangiovannese di Serie C musim 2003-2004. ''Tetapi sayangnya, itu (kembali didampingi psikolog) susah. Karena di klub ini belum siap,'' lanjutnya.
BACA JUGA: Gonzalo Higuain ke Chelsea, Alvaro Morata ke AC Milan
Dalam analisanya, mantan pelatih Napoli tersebut menganggap kekalahan Chelsea bukan disebabkan faktor teknis. Begitu pula dengan kekuatan fisik anak asuhnya. Pemain Chelsea saat ini selalu gagal mengembalikan kepercayaan dirinya. Salah satunya ketika dipermak Tottenham Hotspur 1-3 pada matchweek 13 di Wembley Stadium, London (25/11).
Ketika itu, Chelsea juga gagal mengembalikan kepercayaan dirinya setelah kemasukan dua gol dalam rentang 16 menit pertama. “Kini kami perlu membahasnya (faktor psikologis), kenapa tidak? Lihat Sabtu lalu. Kami bagus dalam 55 menit pertama. Lalu, dua menit setelah gol, kami malah hancur-hancuran. Jadi saya rasa ini alasan lain di balik kekalahan kami,'' ungkap pelatih dengan bayaran EUR 5 juta (Rp 83 miliar) per musim itu.
BACA JUGA: Klasemen Premier League: Chelsea dan City Gigit Jari
Menurutnya, permainan Chelsea seperti kehilangan arah setiap kebobolan terlebih dahulu. ''Kami bereaksi sedikit terkejut dan kebingungan. Kami hanya mampu memainkan sepak bola kami sebelum kemasukan gol. Padahal, kami masih mempunyai banyak waktu untuk mengejarnya,'' klaimnya.
Bek tengah Chelsea Antonio Ruediger juga mengakuinya. 'Mentalitas kami lemah. Tidak tahu kenapa ini bisa terjadi kepada kami. Penampilan seperti ini bukan karena kami masih belum kompak. Tetapi, ini karena kebodohan kami sendiri,'' tutur Ruediger dalam sesi wawancara dengan London Evening Standard. (ren/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Singkirkan Arsenal, Spurs Ketemu Chelsea di Semifinal
Redaktur & Reporter : Adek