Kementan Dorong Penggunaan Padi Organik untuk Menghadapi Krisis Pangan Dunia

Minggu, 31 Maret 2024 – 12:44 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto: dok Kementan

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meyakini padi organik merupakan solusi dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia.

Dalam konteks krisis pangan yang mengancam ketersediaan beras sebagai makanan pokok, terutama di Indonesia, Menteri Amran menyoroti potensi pergolakan harga beras yang dapat terjadi.

BACA JUGA: Pemprov Jateng Kembali Galakkan Pasar Murah untuk Stabilkan Harga Pangan Menjelang Lebaran

"Perubahan iklim memberikan beberapa dampak positif, tetapi juga membawa ancaman serius terhadap ketersediaan pangan, dengan tidak menentunya waktu tanam dan panen," katanya.

Amran menggarisbawahi bahwa padi organik dapat membantu mengurangi lonjakan harga beras dan mendukung penyediaan stok yang stabil di pasaran.

BACA JUGA: Penyuluh Pertanian Siap Dampingi Petani saat Panen Raya 2024

"Penting bagi pemerintah untuk berkomitmen menjaga pasokan komoditas strategis dan stabilitas harga beras," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi menyoroti dampak buruk perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama penyakit, dan meningkatnya permukaan air laut.

BACA JUGA: Polri Pastikan Stok Pangan Nasional Aman Hingga Setelah Lebaran

Dedi menekankan pentingnya adaptasi dan mitigasi dengan memperbaiki kualitas tanah dan menggunakan pupuk organik serta pestisida nabati.

Analis Standardisasi Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi Muhamad Zarwazi juga menyoroti bahwa Indonesia merupakan negara konsumen beras terbesar ke-4 di dunia.

Dia menekankan bahwa tantangan krisis pangan akibat perubahan iklim merupakan tantangan nyata, dan strategi peningkatan produksi padi seperti Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan peningkatan IP Padi 200, 300, dan 400 harus diterapkan.

"Faktor kunci keberhasilan produksi padi meliputi varietas baru, pengairan, pupuk, dan budi daya lainnya," ujar Zarwazi. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler