jpnn.com, KUPANG - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau Bendungan Raknamo dan Bendungan Leter T di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (24/1).
Peninjauan dilakukan Mentan Amran guna memastikan perbaikan saluran irigasi untuk mendongkrak produktivitas padi di NTT.
BACA JUGA: Puluhan Hektare Tanaman Padi di Aceh Timur Terancam Gagal Panen, Ini Biang Keroknya
“Nanti ini perbaikan jaringan tersier, primer, sekunder, kami kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Insyaallah tahun ini mulai perbaikan,” kata Mentan Amran dalam keterangannya, Senin (27/1).
Salah satu bendungan yang dikunjungi Mentan Amran adalah Bendungan Raknamo yang memiliki daya tampung 14,09 juta meter kubik dan dapat mengairi lahan seluas 1.323 hektare.
BACA JUGA: Progres Program Tanam Padi PTPN Tumbuh Subur, Pendapatan Petani Sawit Berpotensi Bertambah
Namun, sejak diresmikan pada Januari 2018 lalu, bendungan ini baru berfungsi mengairi 224 hektare lahan.
Mentan Amran juga mengecek kondisi Bendungan Leter T yang mengalami kerusakan imbas siklon tropis seroja pada 2022 lalu.
BACA JUGA: Andi Amran Sebut Kalsel Berpotensi Produksi 5 Juta Ton Padi
Kerusakan tersebut berdampak pada 600 hektare lahan yang tidak dapat dilakukan penanaman.
Mentan Amran menyampaikan akan mengambil upaya cepat untuk revitalisasi bendungan dan saluran irigasi.
Dia akan memanggil perangkat daerah NTT terkait irigasi dan program pembangunan pertanian.
“Kementerian Pertanian membantu benih, pupuk, alsintan. Tinggal sekarang bagaimana irigasi kami bantu, kami sudah tinjau, dan akan kami perbaiki. Kami minta gubernur, bupati, kepala dinas, kita diskusi dan bahas khususnya permasalahan pertanian NTT,” ungkap Mentan Amran.
Untuk diketahui, Provinsi NTT memiliki potensi lahan mencapai 300 ribu hektare.
Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menyebutkan baru 177 ribu hektare lahan yang telah digarap, dan 123 ribu hektare belum dioptimalkan.
“Jika 200 ribu hektare saja kita tanami dua kali setahun, produksi bisa mencapai dua juta ton beras. Padahal kebutuhan NTT hanya 1,3 juta ton. Artinya, kita surplus 700 ribu ton, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pangan,” ujar Mentan Amran. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi