jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan penelitian memiliki peran krusial pada pembangunan pertanian.
Menurut Mentan Syahrul, penelitian bisa menjadi kunci dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian, baik di masa kini maupun masa depan.
BACA JUGA: Mentan SYL Dorong Peremajaan Sawit dan Perkebunan Partisipatif di Serdang Bedagai
“Penelitian pertanian di Indonesia memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan, baik dalam hal pangan, lingkungan, maupun kesejahteraan masyarakat,” ungkap Mentan Syahrul saat memberikan keynote speech pada Simposium Sustainable on Agriculture for Future Generation di Bogor, Rabu (8/8).
Mentan Syahrul menyebutkan setidaknya terdapat lima isu yang perlu diperhatikan para peneliti pertanian, yaitu ketahanan pangan, perubahan iklim, kesejahteraan petani, inovasi teknologi, dan konservasi sumber daya alam.
BACA JUGA: Mentan RI Tunjuk Sumsel Jadi Penyangga Pangan Nasional
“Pertama, ketahanan pangan. Penelitian pertanian harus dapat mendukung upaya meningkatkan produksi pangan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan 278 juta penduduk Indonesia,” jelas Mentan Syahrul.
Sejumlah penelitian untuk mendukung upaya peningkatan produksi pangan, meliputi inovasi dalam teknik pertanian, pemuliaan tanaman, dan pengelolaan sumber daya alam yang berperan penting dalam mencapai ketahanan pangan.
Selanjutnya, Mentan Syahrul menjelaskan isu ancaman perubahan iklim.
Menurutnya, penelitian harus dapat membantu dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
”Termasuk cara-cara baru dalam mengelola pertanian yang tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya,” terangnya.
Isu lain yang krusial, lanjut Mentan Syahrul, adalah kesejahteraan petani.
Menurut Syahrul, dengan kondisi petani yang dihadapkan pada persaingan produk di pasar konsumsi, penelitian ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Perlu adanya penelitian yang bisa membantu petani dalam mengembangkan praktik-praktik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan, serta memberikan akses ke pasar yang lebih baik dan harga yang lebih adil,” sebutnya.
Syahrul juga turut menyoroti pentingnya peran inovasi teknologi.
Untuk itu, kata dia, penelitian perlu mendukung pengembangan teknologi pertanian modern.
”Penggunaan sensor, drone, dan analisis data dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian,” ujar Mentan Syahrul.
Isu terakhir yang perlu mendapat perhatian adalah aspek konservasi sumber daya alam.
”Penelitian membantu mengembangkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, termasuk pengelolaan tanah, air, dan biodiversitas guna mencegah degradasi lingkungan,” tegasnya.
Simposium Sustainable on Agriculture for Future Generation diselenggarakan Aliansi Peneliti Pertanian Indonesia (Appertani).
Appertani didirikan pada 25 November 2020 dan menjalin kerja sama kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta, baik dalam maupun luar negeri yang bergerak di bidang pertanian dalam rangka percepatan implementasi hasil-hasil riset dan proses alih teknologi dan inovasi. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi