jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta izin dan dukungan para mantan Menteri dan Wakil Menteri Pertanian era sebelumnya untuk memajukan pertanian Indonesia. Mentan ingin agar mereka berbagi ilmu dan pengalaman terkait sektor pertanian selama mereka menjabat.
“Ini bagian dari silaturahmi, saya izin untuk memimpin kementerian ini. Saya berharap dukungan dan bantuan para orang hebat di bidang pertanian pada masanya. Saya berharap kehadiran mereka yang akan terus bersama saya, membantu saya dalam memecahkan banyak masalah pertanian,” ucap Syahrul dalam tatap muka dan silaturrahmi dengan para mantan menteri dan pejabat Kementan, di Gedung PIA kantor pusat Kementan, Jakarta, Senin (28/10).
BACA JUGA: Mentan SYL Dorong Pembibitan Ayam Kampung Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Dalam kesempatan itu, Syahrul akan belajar dari para senior menteri. Bahkan dia rela dikoreksi dan diberikan masukan dalam pengelolaan pertanian.
Menurutnya, sebuah negara kuat apabila pertaniannya juga kuat, sehingga fungsi Kementerian Pertanian luar biasa dengan kompleksitas dan dinamika yang berkembang sangat cepat.
BACA JUGA: Momen Akrab Amran dan Syahrul di Acara Sertijab Mentan
“Kita tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama dan banyak cara-cara baru yang harus kita pelajari dikarenakan kemajuan teknologi sangat cepat," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kompleksitas masalah yang besar membuat sentralisasi strategi tidak harus di Jakarta. Kementerian Pertanian tidak bisa bekerja sendiri dan harus bermitra dengan yang lain.
“Kementan membutuhkan kemitraan dan kerja sama bersinergi dengan kementerian lain, dengan para Gubernur, bupati bahkan sampai di lapangan harus bermitra dengan para camat dan para kepala desa maupun lurah,” ungkap Syahrul.
Karenanya, Syahrul menegaskan dirinya fokus membangun Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani) dalam 100 hari pertama, dan dalam level lapangan, pengendalian dan operasionalnya dipusatkan di kecamatan-kecamatan, dengan keterlibatan pihak lainnya seperti TNI Polri.
Sementara Menteri Pertanian Indonesia periode 1992-1997 Sjarifuddin Baharsjah mengungkapkan jika kemampuan lokal dan kemampuan petani, bersama dengan peneliti tanpa banyak campur tangan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
“Sebaiknya kita mengapresiasi kemampuan petani kita, tidak perlu diributkan dengan peraturan peraturan dan subsidinya tidak efektif,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian periode 2000-2004 Bungaran Saragih mengapresiasi seluruh rangkaian tatap muka dan silaturahmi ini. Kata dia, komunikasi yang dibangun sangat bagus untuk perkembangan dan pembangunan pertanian ke depan.
"Development for agriculture penting. bagaimana mengikutsertakan institusi lain untuk membangun pertanian seperti kementeria PUPR, perindustrian , Kementrian perdagangan dan kementerian lainnya," katanya.
Suswono, Menteri Pertanian periode 2009–2014, juga mengatakan jika persoalan pertanian bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pertanian tetapi juga menjadi tanggung jawab lintas sektor.
“Saya kira bagus sekali kalau kita mampu berkoordinasi dan mampu mengajak kementerian lain untuk membangun pertanian. Kalau bisa digerakkan dan dioptimalkan maka hasilnya akan sangat baik,” ujarnya. (mg11/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti