Mentan SYL Lepas Ekspor Walet Asal Bogor Senilai Rp 221 Miliar, Wow

Senin, 25 April 2022 – 22:43 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo berada di PT Anugerah Citra Walet Indonesia, Bogor, untuk melepas ekspor walet ke Tiongkok pada Senin (25/4).

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas sarang burung walet yang diproduksi PT Anugerah Citra Walet Indonesia ke Tiongkok.

Ekspor ini menghasilkan transaksi Rp 221 miliar yang merupakan implementasi dari program gerakan tiga kali ekspor (Geratieks) untuk memacu laju ekspor Indonesia.

BACA JUGA: Kementan Gelar Pangan Murah di Samarinda Demi Menjaga Stabilitas Harga Jelang Lebaran

"Hari ini, kami berada di salah satu perusahaan walet terbesar di Indonesia untuk memperkuat kebijakan pertanian agar sarang burung walet menjadi komoditas global yang paling unggul," ujar Mentan, Senin (25/4).

Menurut Mentan, komoditas walet memiliki potensi pasar yang cukup besar. Terutama di Asia dan Eropa.

BACA JUGA: Jelang Lebaran Kementan Jual Bahan Pokok Murah, Cek Lokasinya

Terlebih, kualitas walet asal Indonesia cukup baik dan bisa bersaing dengan produk luar negeri.

"Tidak semua negara bisa menghasilkan walet dan salah satu penghasil walet terbaik adalah Indonesia. Kami berharap besok tujuannya tidak hanya ke Tiongkok tetapi juga Eropa dan Amerika," katanya.

BACA JUGA: Ambisi Kementan Mencetak Jiwa Wirausaha Profesional dan Berdaya Saing

Di luar negeri, walet Indonesia digunakan sebagai bahan nutrisi tubuh, kesehatan, dan produk kosmetik kecantikan.

Setiap tahun, walet Indonesia diburu penduduk dunia.

Karena itu, menurut pria yang akrab disapa SYL ini, pemerintah berkomitmen mendorong komoditas walet menjadi unggulan Indonesia.

"Kami berharap besok lebih besar lagi. Kementan mengawal budi dayanya agar walet bisa dipilah secara selektif agar kualitasnya terjaga," katanya.

SYL menambahkan, walet akan dikawal mulai budi daya, rumah walet, hingga produksinya.

Baik dilakukan secara tradisional maupun menggunakan teknologi canggih.

"Jadi, yang klasik tradisional dan modern saling berkaitan. Yang paling penting, budi daya tetap ada di rakyat. Kami harus dorong agar rakyat kita bisa melakukan budi daya," ujar SYL. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler