jpnn.com, BLITAR - Seiring dengan masuknya musim hujan di beberapa wilayah sentra produksi, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai melakukan gerakan tanam jagung.
Kali ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terjun langsung bersama Bupati Blitar melakukan tanam jagung di Desa Maliran Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar, Kamis (13/8).
BACA JUGA: Kementan Bangkitkan Kembali Emas Hijau dari Salatiga
Mentan SYL menyatakan, Kementan menjamin dapat memenuhi kebutuhan jagung sehingga menargetkan produksi jagung tahun 2020 lebih tinggi dari tahun lalu demi mengamankan pasokan jagung dalam negeri.
Panen raya jagung yang sudah dilaksanakan pada musim tanam I mencatat angka surplus untuk beberapa daerah. Data produksi yang dihasilkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan luas tanam dan memperbaiki produktivitas.
BACA JUGA: Stok Beras Masih Melimpah, Mentan SYL Panen Raya di Bangka Selatan
“Kami harus pastikan produksi jagung cukup sesuai kebutuhan bulanan. Luas tanam kami tingkatkan, tetapi produktivitas juga harus bagus,” ujar SYL.
Perlu diketahui, rata-rata produktivitas jagung lokal saat ini sekitar 6,4 ton/ha, targetnya produktivitas dapat naik menjadi 8 sampai 9 ton/ha.
BACA JUGA: Pacu Ekspor, Mentan Lepas Produk Turunan Jagung dan Gandum di Cilegon
Saat ini, beberapa sentra sudah bisa mencapai target produktivitas tersebut. Dengan tercukupinya kebutuhan jagung juga akan makin menjauhkan Indonesia dari keran impor jagung yang merugikan petani.
Oleh karena itu, SYL mengingatkan kondisi Pandemi Covid 19 menjadi tantanagan bagi pertanian untuk tetap bergerak maju, memastikan kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa. Sektor pertanian terus didorong menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian nasional.
“Ini bukan krisis biasa tapi multidimensi, sektor pertanian menjadi penopang utama yang menggerakkan perekonomian, jadi jangannbiasa-biasa saja harus usaha ekstra keras,” tegasnya.
Bupati Blitar Rijanto mengatakan, tengah melakukan upaya modernisasi di sektor pertanian. Upaya ini untuk mewujudkan Kabupaten Blitar swasembada pangan sehingga sejumlah alat mesin pertanian dari Kementan diserahkan kepada para petani.
Adapun bantuan dari Kementan berupa, alat mesin pertanian seperti Combine Harvest Besar Multiguna, Combine Harvest Sedang, Corn ShelIer, Corn Sheller Mobile, Power Thresher, Multiguna Mobile Handtraktror, Traktor Roda 4, Rice Transplanter, Motor Roda 3, Handsprayer dan beberapa bibit tanaman hortikultura seperti padi, jagung kepada kelompok tani.
Kementerian Pertanian melalui anggaran APBN tahun 2020 ini mengalokasikan bantuan senilai Rp 16,2 miliar untuk Kabupaen Blitar dan Rp 288 Milyar untuk Provinsi Jawa Timur.
“Penyaluran bantuan ini bentuk kepedulian pemerintah daerah, untuk transformasi teknologi pertanian menuju arah yang lebih baik. Tak hanya alat pertanian modern, kepedulian pemerintah daerah juga diwujudkan pada penyaluran bibit pertanian yang unggul,” ungkapnya.
“Pembangunan jalan usaha tani, dan irigasi, semua demi memajukan sistem pertanian dan menuju Kabupaten Blitar yang berswasembada pangan untuk meningkatkan taraf hidup para petani,” pinta Rijanto.
Orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini meminta kepada petani agar bantuan yang diterima dapat semaksimal mungkin dijaga dan dimanfaatkan sesuai fungsinya. Rijanto menegaskan jika masih ditemukan ada penyalahgunaan bantuan, maka secara otomatis akan dialihkan ke kelompok tani lain yang lebih membutuhkan.
“Semoga sektor pertanian di Kabupaten Blitar semakin maju, para petaninya punya jiwa semangat membangun, menjaga gotong royong dan makmur,” terangnya.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menambahkan, dengan pemasaran yang baik yakni baik di dalam negeri maupun di luar negri serta selalu tersedianya bahan baku jagung untuk industri pengolahannya, akan memberikan value yang sangat besar bagi kesejahteraan petani.
“Tanam kita hari ini harapannya sebagai salah satu upaya mendorong percepatan swasembada jagung. Bersinergilah semua komponen didalamnya, petani, penyuluh, dinas pertanian untuk menjaga ketersediaan pangan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Suwandi usaha tani jagung sangat menjanjikan. Banyak kemudahan karena jagung bisa tumbuh dan ditanam di mana saja menjanjikan.
“Di Blitar ini tanam jagung bisa di tanah kosong, di bukit, di lahan perhutani, maupun tumpangsari. Seperti halnya yang saat ini hamparan jagung terlihat di sela-sela tanaman hutan jati,” ucap Suwandi.
Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan bersama antara gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan koperasi peternak. Hasil panen petani bermitra koperasi peternak Blitar butuh 1.000 hingga 1.200 ton/hari.
Oleh karena itu, kata Suwandi, petani juga diharapkan komitmen untuk menjaga konitunitas dan kualitas produk. Untuk memperoleh produksi yang maksimal dan berkualitas, petani harus menggunakan benih dan pupuk yang baik serta lakukan penanganan pascapanen yang baik pula.
“Dengan adanya kerjasama ini maka diharapkan harga jagung di atas HAP (harga acuan pemerintah, red) sebesar Rp 3.150 perkilogram. Sesuai arahan dengan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, petani agar mengakses KUR (kredit usaha rakyat, red) untuk memperluas kapasitas usahanya,” jelasnya.
“Masih ada anggaran KUR senilai Rp 25 Triliun, kami dorong petugas dinas dapat memberikan akses kepada petani untuk meningkatkan kapasitas usahanya,” lanjut Suwandi. (ikl/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi