Menteri Assad Gabung Oposisi

Jumat, 09 Maret 2012 – 12:08 WIB

DAMASKUS – Soliditas dan legitimasi rezim Presiden Bashar al-Assad agaknya mulai goyah di Syria. Itu terjadi setelah Wakil Menteri Perminyakan Syria Abdo Hussameddin menyatakan mundur dan bergabung dengan oposisi di negara tersebut. Pengunduran diri pejabat tinggi itu menunjukkan adanya perpecahan dalam pemerintahan Assad. Juru bicara (jubir) dari Dewan Transisi Nasional atau NTC (koalisi oposisi) di Syria optimistis bahwa sejumlah pejabat Syria dan anggota kabinet lainnya segera menyusul langkah Hessamuddin.

Abdo Hussameddin mengumumkan pembangkangannya terhadap rezim Assad tersebut melalui video yang diunggah di YouTube. Dia pun menjadi tokoh politik tingkat tinggi pertama di Syria yang meninggalkan jabatan pemerintahan sejak revolusi rakyat pecah setahun lalu. Hussameddin, 58, mengunggah video soal pengunduran dirinya tersebut di YouTube pada Rabu malam (7/3) waktu setempat. Sambil mengenakan jaket, kemeja berkerah, dan dasi, Hussameddin duduk di kursi dengan sandaran tinggi. Selanjutnya, dia membaca pernyataan bernada kecaman atas rezim Assad selama empat menit.

Sebelumnya, dia telah mengabdikan diri dan menjabat dalam berbagai posisi di pemerintahan Assad selama 33 tahun. ’’Saya, Abdo Hussameddin, selaku wakil menteri perminyakan dan kekayaan mineral Syria mengumumkan pembangkangan atas rezim (Assad). Saya mengundurkan diri dari jabatan saya dan dari Partai Baath,’’ ungkapnya. 
’’Saya memutuskan untuk gabung dengan revolusi rakyat yang menentang keras ketidakadilan dan perlakuan biadab dari pemerintah,’’ tandasnya. 
Hussameddin yang menjabat wakil menteri perminyakan sejak Agustus 2009 itu menambahkan bahwa dirinya telah beberapa kali berupaya mencegah pemerintah melakukan kekerasan, tapi gagal. ’’Saya katakan kepada rezim, yang mengklaim memiliki negara ini, Anda tidak melakukan apapun kecuali menggunakan tank-tank tempur itu dengan cara barbar untuk membantai rakyat,’’ paparnya.

Pejabat senior Assad itu menegaskan bahwa dia tetap memutuskan mundur meskipun rumahnya akan dibakar dan keluarganya diancam hendak ditangkap. Seorang aktivis yang merekam dan mengunggah video tersebut ke YouTube mengatakan pada Agence France-Presse bahwa oposisi telah membantu mengatur pengunduran diri Hussameddin.
Pemerintah Syria belum secara terbuka mengomentari pengunduran diri Hussameddin tersebut.

Pembangkangan pejabat publik merupakan hal langka di bawah rezim Assad. Meski begitu, sebelumnya sudah ada pembangkangan tokoh penting militer, termasuk Jenderal Mustapha al Sheikh yang melarikan diri ke Turki awal tahun ini. Selain itu, ribuan komandan tentara dengan latar belakang Suni juga menyatakan desersi dari tugasnya sejak revolusi Syria meletus Maret tahun lalu. 

Pemimpin oposisi Syria Burhan Ghalioun menyambut baik pembangkangan Hussamuddin dan menyerukan agar para pejabat lain Syria mengikuti jejaknya. ’’Saya gembira mendengar bahwa wakil menteri permiyakan mundur. Saya menyerukan kepada para pejabat publik dan anggota lain kabinet untuk meninggalkan rezim Assad dan bergabung dengan revolusi rakyat demi kebebasan,’’ seru Ghalioun, ketua NTC Syria.
Seperti yang terjadi pada revolusi di Tunisia, Mesir, dan Libya, mundurnya pejabat pemerintah merupakan indikasi terjadinya perpecahan serta hilangnya dukungan dari tokoh-tokoh utama terhadap rezim yang berkuasa.

Sementara itu, Utusan Khusus PBB dan Liga Arab untuk Syria Kofi Annan kemarin mendesak agar oposisi di negara itu bekerja sama guna menyelesaikan konflik yang selama ini telah merenggut ribuan jiwa. Hal itu disampaikan oleh mantan sekjen PBB tersebut saat berada di Kairo untuk bertemu para pejabat Liga Arab dan Mesir sebelum terbang ke Damaskus, Syria, hari ini (9/3).

’’Kami akan melakukan apapun semampu kami untuk mendesak dan menekankan penghentian permusuhan serta diakhirinya pembunuhan dan kekerasan di Syria,’’ tegas Annan sebelum bertemu Menlu Mesir Mohammed Amr. ’’Tetapi, tentu saja, solusi utama dalam konflik di Syria terletak pada penyelesaian politik,’’ lanjutnya.
Lebih dari 7/500 orang tewas di tangan pasukan Syria dalam serangkan protes terhadap pemerintahan Assad sejak tahun lalu. Situasi itu memaksa PBB turun tangan. Menurut lembaga itu, tekanan dunia juga terus meningkat untuk mendesak segera diakhirinya pertumpahan darah di Syria. (AFP/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hilang di Afghan, 6 Tentara Inggris Diduga Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler