jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, para menteri berkinerja buruk lebih baik mundur daripada dicopot oleh Presiden Joko Widodo nantinya.
Emrus menyatakan pandangannya, menyusul munculnya seruan publik agar Presiden Joko Widodo mereshuffle kabinet, jelang setahun pemerintahan Kabinet Indonesia Maju.
BACA JUGA: Survei: 9 Menteri Jokowi Layak Kena Reshuffle
"Saya terus terang, lebih mendorong para menteri untuk introspeksi diri. Melihat sejauh mana mereka berkontribusi dalam menangani pandemi COVID-19, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing," ujar Emrus kepada jpnn.com, Rabu (7/10).
Menurut pengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH) ini, kalau memang dari hasil introspeksi yang dilakukan para menteri menilai kinerja mereka cukup bagus, maka bekerja-lah lebih baik lagi.
BACA JUGA: Melki: Berikan Kesempatan Kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
"Kalau ternyata jelek, saya kira enggak apa-apa ditemui saja presiden. Sehingga sebelum direshuffle, mundur duluan," ucapnya.
Direktur eksekutif EmrusCorner ini lebih lanjut mengatakan, indikatornya sangat gampang jika para menteri mau introspeksi diri. Yaitu, resapan dana, program yang dilakukan. Kemudian, apakah akseptabilitas tinggi di masyarakat.
BACA JUGA: Gegara Cipta Kerja, Jokowi dan Puan Maharani Diberi Gelar Penjahat Konstitusi
"Kalau tetap dikritik masyarakat, termasuk persepsi publik tidak bagus terhadap yang bersangkutan," katanya.
Emrus menegaskan, atas dasar 3 hal yang dimaksud, para menteri bisa menyimpulkan sendiri, mereka layak tetap menjabat atau sudah waktunya mengundurkan diri.
"Jadi, jangan menunggu reshuflle oleh presiden," pungkas Emrus.(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang