Menteri KKP Larang Batam Impor Lele

Senin, 30 Januari 2012 – 01:10 WIB

BATAM - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif Cicip Sutardjo mengaku kaget mendengar masih ada impor lele di Batam. Menurutnya, pemerintah melarang keras impor lele ke dalam negeri.

"Perusahaan mana yang masih impor lele, laporkan ke saya. Itu dilarang!" kata menteri usai acara penyerahan bantuan kapal nelayan di Jembatan 2 Barelang, Sagulung, Minggu (29/1).

Menteri yang juga politisi Golkar itu mengatakan, sejauh ini pemerintah telah menghentikan empat perusahaan importir lele di Jakarta. Bahkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mencabut izin usaha sejumlah perusahaan di Medan yang kedapatan mengimpor lele.

"Impor lele itu dilarang, apalagi lele hidup. Kalau untuk pembenihan boleh, tapi untuk konsumsi dilarang," tegas Sharif.

Menurut Sharif, jika kebutuhan lele di Batam tidak tercukupi oleh produksi lokal maka hendaknya pemerintah mendorong budidaya. Bukan malah mengimpor dari luar negeri. "Pokoknya kalau masih ada yang impor akan kita stop," ujarnya lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam Suhartini mengatakan, saat ini kebutuhan lele di Batam mencapai 8 hingga 10 ton per hari. Sebagian besar dari kebutuhan itu masih dipasok dari Malaysia.

"Data dan prosentasenya Karantina yang tahu. Tapi yang jelas saat ini kita masih impor lele dari Malaysia," kata Suhartini.

Dia menjelaskan, saat ini ada satu perusahaan di Batam yang mengantongi izin resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengimpor lele dari Malaysia. Untuk itu Suhartini mengaku heran jika Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan akan menghentikan impor lele ke Batam.

"Memang izin itu dikeluarkan oleh menteri yang lama. Mungkin beliau (Sharif C Sutardjo) belum tahu soal itu," kata Suhartini.

Dijelaskan, sejak 2010 lalu Dinas KP2K terus menggalakkan budidaya lele lokal. Saat ini tercatat ada sekitar 90 kelompok petani lele di bawah binaan Dinas KP2K Batam. Dalam panen perdana beberapa waktu lalu, para petani lokal mampu menghasilkan 188 ton lele.

Dinas KP2K sendiri masih akan terus mengevaluasi jumlah kebutuhan dan jumlah produksi lele di Batam. Jika memang petani lokal sudah mampu memenuhi pasokan lele sebanyak 8-10 ton per hari, maka tidak perlu lagi ada impor dari Malaysia."Yang penting antar supply dan demand sudah seimbang," katanya. (par/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mesin Feri Mati di Tengah Laut, Penumpang Panik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler