Menteri LHK Sebut Rehabilitasi Mangrove Jadi Fokus Presidensi G20 Indonesia

Jumat, 02 September 2022 – 19:12 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya di Tahura Ngurah-Rai, Bali, Kamis (1/9). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, DENPASAR - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan bahwa pembahasan mengenai rehabilitasi mangrove di Indonesia menjadi salah satu fokus di KTT G20. 

Ada dua kawasan konservasi yang bakal dikunjungi kepala negara dalam rangkaian ajang internasional tersebut.

BACA JUGA: Sambut Pelari dari Bali, Menteri LHK Siti Nurbaya: Saya Menerima Baik Pahlawan Lingkungan

"Kita fokus dengan rehabilitasi, pelestarian mangrove ini, karena Indonesia bukan hanya ikut dalam agenda perubahan iklim, tapi kita akan memimpin presidensi G20 mendatang, dan ini merupakan komitmen Indonesia," ujarnya, dalam keterangan resmi di lokasi Tahura Ngurah-Rai, Bali.

Menurut Siti, pembuktian komitmen tersebut bisa dilihat dari aksi nyata yang telah dilakukan.

BACA JUGA: Cegah Terjadinya Erosi, Menteri LHK dan Masyarakat Tanam 1.000 Pohon di DAS Indragiri

Upaya yang dimaksud antara lain, restorasi hutan mangrove, restorasi hutan gambut, serta restorasi lahan-lahan kritis di Indonesia.

"Nah, keberhasilan pengelolaan mangrove di Bali ini sekaligus memberikan gambaran pembangunan Indonesia dengan prinsip keseimbangan pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan," ungkapnya.

BACA JUGA: KLHK Jalin Kerja Sama Pelaksanaan Program LHK dengan Universitas Sumatera Utara

Siti berharap berbagai pemangku kebijakan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat atas pentingnya mangrove.

"Karena memang jika mangrove ini terjaga, maka keuntungannya akan kembali kepada masyarakat. Misal saja Tahura Ngurah-Rai ini, selain menjadi destinasi wisata, tentunya akan memacu pertumbuhan ekonomi lokal," tutupnya.

Sebagai informasi, Siti Nurbaya terus mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan restorasi mangrove di berbagai wilayah, baik di Pantai Tirang Semarang, dan sembilan titik di Jawa Tengah, maupun Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Adapun sektor kehutanan menyumbang porsi terbesar di dalam target penurunan emisi gas rumah kaca dengan kontribusi sekitar 60% dalam pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission.

Sedangkan Indonesia memiliki luasan mangrove hingga 22,6 persen dari total keeeluruhan dunia, dimana hal ini tentunya memagang peranan penting.

Selain itu, mangrove juga memiliki kemampuan menyimpan cadangan karbon 4 sampai 5 kali lebih besar dari tanaman hutan di daratan. Sehingga jika semakin banyak lahan mangrove yang dibuka, maka semakin membantu dalam pengendalian iklim. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler