Menteri Nadiem Diminta Memberdayakan SMK untuk Mengatasi Kelangkaan APD

Jumat, 27 Maret 2020 – 14:52 WIB
Anggota Komisi X DPR Prof Zainuddin Maliki bersama siswa SMK Muhammadiyah 1 Gresik melakukan penyemprotan disinfektan ke beberapa sarana pendidikan, Kamis (26/3). Foto: Humas DPR

jpnn.com, GRESIK - Anggota Komisi X DPR RI Prof Zainuddin Maliki meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberdayakan belasan ribu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tanah Air mengatasi kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam menangani Covid-19.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyebutkan, kesulitan mendapatkan alat pelindung diri standar untuk paramedis, masker dan disinfektan untuk masyarakat sekarang tidak hanya jadi persoalan di Jabodetabek, namun juga di banyak daerah.

"Menyedihkan melihat banyak petugas medis, yang pakai jas hujan dan bukan APD khusus dalam menangani pasien yang terpapar virus sebahaya corona. SMK yang jumlahnya tak kurang dari 14 ribu di Indonesia, sebenarnya siap mengatasi kelangkaan tersebut, hanya saja belum didayagunakan," ucap Prof Zainuddin, saat kunjungan spesifik ke SMK Muhammadiyah 1 Gresik, Kamis (26/3).

Oleh karena itu, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini meminta kepada Mendikbud Nadiem untuk memanfaatkan keberadaan SMK, dengan memberdayakan keahlian mereka untuk memproduksi APD selama masa darurat Covid-19.

"Mas Menteri Nadiem tidak terfikir untuk mengalokasikan anggaran dalam merancang penyesuaian APBN 2020, karena mungkin lupa bahwa hampir semua SMK itu memiliki kemampuan memproduksi APD," katanya.

Legislator Dapil Jawa Timur X ini meminta Menteri Nadiem memanfaatkan potensi SMK tersebut, dan mengalokasikan bantuan lewat realokasi anggaran dalam penyesuaian APBN 2020. Prof Zainuddin meyakini kelangkaan APD, masker dan hand sanitizer bisa segera diatasi.

Di sela-sela kunjungan ke SMKM 1 Gresik, Prof Zainuddin ikut melakukan penyemprotan disinfektan menggunakan alat yang dibuat sendiri oleh siswa. Alat penyemprotan high pressure produk siswa SMKM 1 Gresik itu menggunakan solar sprayer dengan kekuatan yang dikeluarkan sebesar 100 psi. "Cairan disinfektannya juga dibuat anak-anak sendiri," lanjutnya.

Diketahui, Menteri Nadiem tengah mengajukan persetujuan realokasi anggaran sebesar Rp405 miliar yang akan dipergunakan untuk membangun test center convid-19 dari 13 RSP dan 13 FK dengan kemampuan test 7600 sampel per hari. Hal itu untuk menguatkan dan melengkapi fasilitas yang sudah ada.

Selain itu, anggaran tersebut juga untuk mendanai mahasiswa relawan dalam mendukung mitigasi pandemi Covid-19, terutama komunikasi, informasi, dan edukasi. Nah, Prof Zainuddin juga meminta Kemendikbud mengalokasikan dana tersebut untuk memobilisasi potensi SMK mengatasi kelangkaan dan melambungnya harga APD di pasaran.

"Mereka memiliki potensi besar dalam turut mengatasi krisis pandemi corona sekarang ini. Setidaknya dalam mengatasi kelangkaan APD," tandas penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur itu.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Perempuan Cantik Ini Produksi Hand Sanitizer-Disinfektan, Dijual Murah, Minat?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler