jpnn.com, JAKARTA - Mentri Nadiem Makarim dinilai bertanggung jawab atas terjadinya stagnasi dalam dunia pendidikan Indonesia. Banyak problem malah menjadi benang kusut.
Abi Rekso selaku Sekjen Pergerakan Indonesia, menyatakan bahwa Menteri Nadiem tidak punya spirit pedagogi.
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Ajak PNS dan Honorer Jadi Guru Penggerak
"Pendidikan itu nafas bernegara. Jika seorang Menteri tidak punya spirit pedagogi, maka masa depan geneeasi penerus tergadaikan. Sudah semestinya Menteri Nadiem berpedoman pada prinsip Tut Wuri Handayani. Sebagaimana yang diajarkan Ki Hajar Dewantoro" jelas Abi Rekso.
Ketika wartawan mempertanyakan apakah semua kebijakan Kemendikbud lemah atau bermasalah? Abi Rekso menjelaskan, bahwa tidak semua kebijakan buruk. Misal kebijakan Permendikbud No. 44 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
BACA JUGA: Di Depan Wakil Rakyat, Mendikbud Nadiem Pamer Program Merdeka Belajar 15 Tahun
"Jika kita baca niatnya baik, bertujuan untuk membangun iklim proses belajar mengajar dengan lingkungan tempat tinggal. Tetapi, karena menterinya tidak punya spirit pedagogi. Mas Nadiem menilai fasilitas sekolah dan kompetensi tenaga didik sudah setara semua," ujar dia.
"Sebagai seorang pendidik, harusnya Mas Nadiem lihat sekolah jangan dari Jakarta aja. Sesekali lihat ke Barus, Atambua atau Parepare. Bagaimana kondisi geografis masih sulit untuk menerapkan permen itu secara sempurna" tegas Abi Rekso.
BACA JUGA: Ingatkan Nadiem Makarim Bawa Oleh-oleh, Dede Yusuf: Ada 53 Anggota ini
Terakhir, Abi juga menyoroti lemahnya utilisasi birokrasi. Dirinya menilai, Menteri Nadiem belum nyambung dengan jajaran yang dipimpin. Kepemimpinan yang elitis. Biar bagaimana pun jajaran birokrasi adalah instrumen menuju perbaikan pendidikan kita. Mentri Nadiem tidak boleh jalan dengan ego sebagai pimpinan.
"Tugas Menteri Pendidikan itu berat. Selain mencerdaskan bangsa. Juga turut mendidik dan mengayomi birokrasi dibawahnya. Tolong jangan disamakan dengan mengelola ojek online" tutup Sekjen Pergerakan Indonesia. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil