jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan bakal memperketat penegakan hukum untuk mengatasi masalah kebakran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini dia sampaikan setelah mengunjungi Riau bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BNPB Letjen Doni Munardo, Selasa kemarin.
"Saya kira 2019 ini memang kira-kira 70 persen hotspot meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi khusus Riau naiknya sudah 93 persen. Memang agak tinggi. Saya kira harus mengambil pelajaran segera nggak bisa ditunggu-tunggu lagi kita harus mengambil langkah yang lebih ketat lagi," tegas Menteri Siti kepada wartawan, Rabu (14/8).
BACA JUGA: Sehari, Dua Kali Kebakaran Lahan di Samarinda, 17 Hektare sudah Ludes Terbakar
Menteri Siti mengaku sudah meminta Dirjen Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PHLHK)/Gakkum dan Unit Pelaksanaan Teknis Ditjen Gakkum di Pulau Sumatera untuk turun. Dirinya pun sudah memompa semangat jajaran gakkum dengan kabar baik bahwa dukungan penegakan hukum kasus karhutla dari Kapolri sangat kuat demikian juga dari Panglima TNI.
"Kami tahu apa yang terjadi sebetulnya dan mari dengan dukungan semua pihak kita selesaikan masalah ini. Hari ini Panglima TNI, Kapolri, BNPB, saya, dan banyak rekan telah melihat secara langsung dan apa-apa yang harus lebih dikuatkan lagi," ujar Menteri Siti.
BACA JUGA: KLHK Luncurkan Desain Lanskap Mitigasi Pencemaran Timbel di Kawasan Industri
Sementara itu, Panglima TNI menjelaskan lebih rinci terkait rencana pengerahan pesawat Hercules untuk membantu pemadaman karhutla sekiranya semakin tidak terkendali kondisinya.
"Hercules akan kita siapkan apabila kemarau panjang sampai akhir bulan September terjadi dan kekuatan heli tidak cukup efektif, maka kita akan segera luncurkan Hercules," ujar Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
BACA JUGA: Atasi Karhutla, Menteri Siti Pertegas Penegakkan Hukum
Panglima TNI menambahkan, satu pesawat Hercules bisa angkut hampir 10 ton air sekali terbang dengan model mengangkut bola-bola air. Satu bola air itu kapasitasnya 108 liter, dan apabila dijatuhkan radius areal yang terkena kurang lebih 33 meter persegi dan airnya juga akan sampai masuk dalam tanah. Saat ini rencana ini terus disiapkan salah satunya dengan melatih pilot supaya bisa masuk ke titik api dan menjatuhkan bola-bola air tepat sasaran.
Penglima TNI pun siap mendukung penegakkan hukum dengan penambahan pasukan. Penambahan armada helikopter untuk angkut personil pun sudah disiagakan oleh Panglima TNI.
"Pengerahan penambahan pasukan kita bekerja sama dengan aparat teritorial, seperti disini apabila ada kekurangan personil aparat kami akan tambah, termasuk juga heli untuk angkut personel, tujuannya adalah apabila ada kebakaran di tengah hutan dan tidak terjangkau dari darat, maka kita akan terbangkan personil dengan heli," ujar Hadi.
Senada dengan hal tersebut, Kapolri Tito Karnavian juga mendukung penegakkan hukum karhutla. Pendekatan soft approach dengan meminta kapolda dan jajaran dibawahnya bekerjasama dengan TNI untuk rajin turun ke lapangan mengumpulkan tokoh tokoh masyarakat lakukan pendekatan untuk mengidentifikasi siapa oknum yang sering bermain dalam urusan pembakaran hutan dan lahan.
"Lakukan pendekatan kepada mereka sekaligus kasih peringatan bahwa kelakuan mereka seandainya melakukan pembakaran akan berhadapan dengan hukum. Saya rasa pendekatan soft approach ini akan efektif," tegas Tito. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Pamerkan Silapong: Aplikasi Sistem Informasi Laboratorium Serpong
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan