jpnn.com - MENTERI Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti memanfaatkan kunjungan kerjanya ke Rusia selama tiga hari, 21-23 Agustus untuk mengkampanyekan perangi pencurian ikan.
Misalnya pada hari pertama kunjungannya, kepada Deputi Perdana Menteri Federasi, Arkady Dvorkovich, Menteri Susi menyampaikan, dengan ditetapkannya sektor maritim sebagai salah satu prioritas utama pemerintah RI, maka berbagai kebijakan dan langkah nyata telah dilakukan oleh kementeriannya antara lain berupa memerangi pencurian ikan oleh kapal ikan asing yang melanggar batas wilayah dan masuk ke perairan Indonesia.
BACA JUGA: Menko Rizal Janji Sikat Mafia Dwelling Time
Menteri Susi juga menyatakan bahwa penertiban illegal fishing telah juga menyumbang penghematan konsumsi BBM sebesar 36 persen sekaligus menghindari kerugian negara sebesar 20-30 miliar dolar AS per tahun.
Dari keterangan tertulis yang dikirim pihak KBRI Moskow, Menteri Susi yang dalam kunjungannya itu didampingi Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Djauhari Oratmangun, menyampaikan bahwa Indonesia dan Rusia memiliki kesamaan pandangan mengenai illegal fishing sebagai serious crime yang perlu diberantas. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui pembahasan bersama di berbagai forum regional dan internasional seperti APEC.
BACA JUGA: TKB Gunakan Sistem Komputer Cegah Hasil Seleksi CPNS Dimanipulasi
Dana yang berhasil diselamatkan dari illegal fishing dapat digunakan untuk mengoptimalkan infrastruktur kelautan, di mana pemerintah saat ini tengah menyiapkan pembangunan 15 integrated fishing center di beberapa wilayah di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan produksi hasil perikanan nelayan Indonesia dan menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik dan berdaya saing.
Tentunya pembangunan infrastruktur maupun proyek-proyek tersebut memerlukan mitra dan anggaran yang sangat besar sehingga Pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi para investor asing, termasuk Rusia untuk dapat ikut serta dalam realisasi proyek dimaksud, termasuk juga penggunaan beberapa teknologi modern yang belum dimiliki Indonesia.
BACA JUGA: Xanana Gusmao- Rizal Ramli Bertemu 45 Menit, Ini Hasilnya
Beberapa bidang kerja sama yang juga dibicarakan adalah pengembangan teknologi radar laut yang ditawarkan Rusia untuk meminimalisir pencurian ikan maupun penggunaan kapal-kapal berukuran kecil dan sedang untuk patroli laut.
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berencana untuk menyelenggarakan forum bisnis tiap sepuluh hari dengan mengangkat fokus pada produk dan komoditas yang berbeda-beda. Diharapkan forum ini dapat menarik semakin banyak mitra bisnis asing, termasuk Rusia.
Menanggapi tawaran kerja sama Indonesia tersebut, Deputi PM Arkady menyatakan akan segera memberi arahan kepada seluruh lini terkait yang berada di bawah kewenangannya untuk dapat merealisasikan kerja sama dimaksud, antara lain termasuk pengiriman misi bisnis Rusia ke Indonesia.(dem/rmol/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Puji Pembangunan Masjid di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi