Menteri Teten Minta Pelaku Usaha Mikro Ubah Pola Pikir dari Survival Jadi Enterpreneur

Rabu, 22 Mei 2024 – 22:59 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berbicara pada acara Meet Up Forum Pendampingan Usaha Mikro Mandiri di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5). Foto: Dokumentasi Kemenkop dan UKM

jpnn.com, BOGOR - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya mengubah pola pikir pelaku usaha mikro dari sekadar survival atau bertahan hidup menjadi bermental kuat enterpreneur yang ingin terus maju dan berkembang.

"Problemnya itu ada di pola pikir usaha mikro yang merasa sudah cukup, karena awal berbisnisnya hanya untuk menghidupi keluarga," kata Menteri Teten Masduki pada acara Meet Up Forum Pendampingan Usaha Mikro Mandiri di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5).

BACA JUGA: MenKopUKM Bidik Inabuyer B2B2G Expo 2024 untuk Memperluas Pasar UMKM

Menteri Teten mengaku ada masalah yang menjadi kendala pelaku usaha mikro untuk tumbuh, yaitu sulit mengakses pasar, bahan baku hingga akses ke teknologi.

"Oleh karena itu, program pendampingan usaha mikro seperti ini dari hulu hingga hilir harus terus dilanjutkan dan diperkuat," terangnya.

BACA JUGA: MenKopUKM Ajak 15 Startup ke Singapura untuk Bersiap Go Global

Sebab, Menteri Teten melihat banyak peluang dan kesempatan bagi pelaku usaha mikro untuk berkembang.

Dia mencontohkan usaha mikro di Jepang yang sukses membangun produk oleh-oleh khas Negeri Sakura dengan kemasan super cantik.

BACA JUGA: BRI Microfinance Outlook 2024, Teten Masduki Apresiasi Inovasi Pembiayaan UMKM

"Peluang produk usaha mikro itu adanya di toko oleh-oleh. Maka, kemasan produk harus berkonsep gift atau kado, seperti yang dilakukan di Jepang," jelas Menteri Teten.

Oleh karena itu, menurut Menteri Teten, program seperti ini harus dilanjutkan dengan memadukan dan memperkaya pola atau strategi yang terintegrasi ke depan.

"Kedepankan kolaborasi dan sinergi dengan stakeholder dan komunitas kreatif UMKM untuk mendukung kesuksesan program, seperti agenda kerja sama yang akan dirilis bersama ITB dan UGM. Program inkubasi seperti ini sudah tepat," tegas Menteri Teten.

Menteri Teten berharap ke depan dengan UMKM berbasis kewirausahaan, akan tumbuh ekonomi baru di subsektor UMKM, tidak hanya kuliner, fesyen, ataupun kriya.

Namun juga UMKM di bidang jasa dan digital (games, aplikasi, film, musik, dan fotografi).

Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius menambahkan program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri ini bertujuan memberikan akses dan ruang bagi pelaku usaha mikro dalam meningkatkan skill serta kemampuan entrepreneurial dan manajerialnya.

Hal itu termasuk akses untuk sertifikasi produk (Sertifikasi Halal, SPP-PIRT, dan HKI) hingga akses perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

Kedua, menyediakan media showcase produk unggulan dan jejaring pasar bagi peserta.

"Ketiga, meningkatkan komitmen dan sinergi berbagai pihak dalam program pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha mikro," kata Yulius.

Tahun ini, kata Yulius, pihaknya akan menggandeng dua perguruan tinggi untuk melanjutkan program tersebut, yaitu dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

"Kami berharap ekosistem pendampingan usaha mikro semakin kuat dan berkembang untuk menumbuhkan ekonomi baru dan juga eksisting usaha mikro yang naik kelas, mandiri, juga berkelanjutan," ujar Yulius.

Terkait capaian program ini pada 2023 menunjukkan bahwa 36 persen peserta program naik omzetnya, 28 persen mengalami kenaikan aset, dan 23 persen bertambah tenaga kerjanya.

"Selain itu, program ini juga menghubungkan peserta dengan akses pemasaran ke agregator, seperti Evermos, Transmart, Yomart, Krisna, dan Hamzah Batik," ucap Yulius. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler