jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menerima profesi insinyur dari UGM pada Selasa (19/1).
Predikat itu juga diberikan kepada Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste Pedro dos Reis.
Hasto bersama Trenggono hadir langsung di Kampus UGM, Yogyakarta, saat acara Pelantikan Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur Semester Gasak TA 2020/2021. Sementara Pedro hadir secara daring dari Timor Leste.
Di acara itu, hadir juga Ketua Umum Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto dan Dirjen Dikti Kemendikbud Nizar.
Prosesi pelantikan dimulai dengan pembacaan janji profesi insinyur yang dipandu oleh Heru Dewanto. Lalu diikuti dengan penyerahan sertifikat profesi insinyur dan pemberian helm.
Wakil Rektor UGM Djagal Wiseso Marseno mengatakan, pihaknya bangga karena pelantikan kali ini memecahkan rekor dengan telah melantik 1.367 lulusan berprofesi insinyur. Dia mengharapkan semua lulusan ini bisa berkontribusi secara nyata dalam pembangunan Indonesia.
"Jika di China terbanyak insinyurnya, bertumpu pada profesionalisme insinyur dan manajemen pengelolaan Iptek-nya. Dan kini China leading dalam banyak hal. Oleh karenanya, menjadi langkah kita adalah mencetak insinyur profesional sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan Indonesia," kata Djagal Wiseso Marseno.
Dekan Fakultas Teknik UGM Ali Agus mengakui, pelantikan kali ini memang menjadi istimewa. Karena keberadaan dua orang menteri dari dua negara dengan ditambah keberadaan Hasto Kristiyanto, sebagai pesertanya.
"Kita tahu PDIP itu membela rakyat kecil yang simbolnya adalah kepala banteng," kata Ali Agus.
Dia menjelaskan, program profesi insinyur ini juga memberikan sertifikasi insinyur profesional hingga kartu Kesatuan Alumni UGM (Kagama).
"Selamat mengabdi dalam profesi keinsinyuran di tempat masing masing," kata Agus Ali.
Sakti Wahyu Trenggono menyadari untuk mendapat gelar profesi insinyur itu berat. Lebih berat lagi beban yang harus dihadapi setelahnya karena mempunyai konsekuensi tanggung jawab besar.
Trenggono lalu bercerita, sebelum ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dirinya ditugaskan sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Di sana, dia menemukan betapa Indonesia memiliki banyak orang pintar dan hebat, tetapi seluruh sektor serta teknologi justru dikuasai oleh asing.
"Pertahanan kita boleh dibilang 99 persen dikuasai teknologi asing. Makanya ini berat tantangannya," kata Trenggono.
Begitu juga ketika ditugaskan di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Trenggono menemukan bahwa selama ini Indonesia terlalu banyak mengeksploitasi wilayah daratnya.
Padahal wilayah lautnya lebih luas, yang ironinya lebih banyak dieksploitasi oleh asing.
"Saya menemukan bahwa kita butuh teknologi hebat yang harus kita ciptakan sendiri, sehingga bisa kita gunakan sumber daya kita itu demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada titik ini dibutuhkan peran serta para insinyur kita sendiri," kata Trenggono.
Sementara itu, Hasto Kristiyanto mengatakan pencapaian ini merefleksikan bangsa Indonesia perlu terus menerus belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khususnya demi mendorong kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri.
"Insinyur Indonesia memiliki tanggung jawab menjalankan kampanye ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia berdikari sesuai semangat Pancasila," kata Hasto. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA JUGA: MURI Beri Tiga Penghargaan untuk PDIP, Jaya Suprana Puji Megawati
BACA JUGA: Bu Megawati Murka, Minta Pengawalnya Mengejar Sebuah Mobil dan Menegur Sopirnya
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga