Menunda Alarm Tak Akan Membuat Tidur Berkualitas Lagi

Jumat, 14 Februari 2014 – 21:32 WIB

jpnn.com - BANYAK orang menekan tombol tunda alarm untuk mendapat waktu ekstra untuk tidur. Alasannya beragam, mulai dari masih mengantuk, masih ada sedikit waktu untuk tidur, hingga karena merasa belum cukup istirahat.

Tepi meski terlihat sepele, ternyata menunda alarm memiliki pengaruh buruk untuk kesehatan. Menekan tombol tunda pada alarm untuk tidur lagi merupakan salah satu pertanda akan buruknya kualitas tidur seseorang. Sebab, hal itu dapat merusak aktivitas harian karena menyebabkan berbagai akibat buruk.

BACA JUGA: Cara Sederhana Mencegah Depresi

"Faktanya, hal itu tidak hanya merupakan pertanda bahwa anda mengalami kekurangan atau buruknya kualitas tidur, tetapi juga membuat kegiatan sehari-hari selama seharian menjadi sulit," kata Robert Rosenberg, dokter pakar tentang tidur dan jurnalis medis di Arizona, Amerika,  seperti dilansir laman Everyday Health, Rabu (12/2).

Selain itu, kebiasaan bangun dengan alarm juga menyebabkan fenomena jet lag sosial. Fenomena itu terjadi karena pada akhir pekan orang biasanya tidur lebih lama, sedangkan pada hari-hari biasa orang tidak bisa tidur lebih lama karena tekanan pekerjaan.

BACA JUGA: Pelajaran Musik Tidak Bikin Anak Lebih pintar

Istilah jet lag sosial merujuk pada gangguan terhadap jam biologis, seperti halnya jet lag sesungguhnya akibat terbang melintasi zona waktu yang berbeda. Bedanya, jet lag sosial dipicu oleh perbedaan ritme pada hari kerja dengan akhir pekan yang bebas dari suara alarm.

Karenanya, mematikan alarm untuk mendapatkan waktu tidur tambahan adalah upaya sia-sia. Karena begitu menekan tombol tunda pada alarm, fase tidur akan rusak. Seseorang tidak akan mendapat kualitas tidur yang sama dengan sebelumnya bila telah terganggu oleh bunyi alarm.

BACA JUGA: Curhat Cara Paling Mudah Redakan Stres

Tidak hanya menyebabkan jet lag sosial, bunyi alarm bahkan dapat merusak kenangan atau memori. Orang tidak dapat memproses kenangan emosional dari hari sebelumnya bila pada saat fase REM (rapid eye movement) di mana mimpi biasanya terjadi, tidurnya terganggu oleh suara alarm. Tidur yang terputus juga dapat menyebabkan mood tidak menentu, masalah kognitif, dan sulit memfokuskan perhatian

Namun, ada solusi untuk menghindari tidur yang terputus. Apa saja itu?

Dengan menyadari bahwa masih lelah saat alarm berbunyi merupakan tanda bahwa tubuh belum mendapat cukup waktu tidur. Solusinya bukan dengan menekan tombol tunda pada alarm, tetapi dengan tidur satu jam lebih awal pada hari berikutnya.

Meningkatkan kualitas tidur adalah dengan mematikan perangkat yang memancarkan cahaya biru, satu jam sebelum tidur. Cahaya biru menghambat produksi melatonin, yang mengakibatkan hormon tidur masih ada ketika tiba waktu untuk bangun. Itulah mengapa orang kesulitan bangun di pagi hari.

Dengan meletakkan alarm di tempat yang jauh dari jangkauan, menggunakan alarm yang bekerja jika ada banyak cahaya dalam ruangan, atau mengatur mesin pembuat kopi otomatis agar bekerja sepuluh menit sebelum waktu bangun.

Dengan menggunakan alat yang bisa meningkatkan suhu ruang karena meningkatnya suhu adalah salah satu sinyal bagi tubuh untuk bangun.(fny/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hobi Nonton Bokep Bikin Pria Payah di Ranjang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler