Menurut Ekonom, Cara Ini Bisa Meredam Pelemahan Rupiah

Minggu, 03 Juni 2018 – 13:44 WIB
Uang dolar AS. Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Insitute Development of Economics and Finance Bhima Yudistira Adhinegara mengungkapkan bahwa Gubernur Bank Indonesia yang baru yakni Perry Warjiyo memang sangat diharapkan dapat melakukan terobosan untuk menjaga nilai tukar rupiah.

”Sejak awal tahun 2018 rupiah sudah melemah -4,62% (year-to-date). Respons BI sebelumnya yang terlambat menyesuaikan bunga acuan harus disikapi oleh Gubernur BI yang baru,” ujar Bhima, seperti diberitakan Jawa Pos.

BACA JUGA: Pengusaha Khawatir Pelemahan Rupiah Turunkan Produksi

Menurut Bhima, sebagai langkah strategis BI harus konsisten menerapkan intervensi cadangan devisa. Salah satunya adalah bersama Pemerintah untuk membuat Perpu UU Lalu Lintas Devisa No.24/1999.

”Poin Perpu adalah mewajibkan eksportir untuk menahan devisa hasil eskpor minimum enam bulan di bank domestik. Tujuannya memperkuat devisa ekspor. Cara ini efektif untuk meredam pelemahan nilai tukar di Thailand,” tambahnya.

BACA JUGA: Ada Penguatan Rupiah, Pak Jokowi Ucapkan Hamdalah

Di samping itu, untuk menjaga nilai tukar Rupiah, pemerintah juga perlu menjaga inflasi tetap rendah dengan berbagai bauran kebijakan serta koordinasi lintas bidang. ”Pemerintah daerah harus berperan aktif menjaga pasokan dan harga pangan karena volatile food merupakan komponen paling besar inflasi terutama disaat Ramadhan dan Lebaran,” beber Bhima.

BACA JUGA: Pengusaha Khawatir Pelemahan Rupiah Turunkan Produksi

BACA JUGA: Saran untuk Gubernur BI agar Rupiah Tidak Terus Melemah

BI juga bisa memperkuat early warning system di tiap daerah. Bagi daerah yang mengalami kekurangan pasokan pangan, bisa langsung koordinasi dengan daerah lain yang kelebihan pasokan.

Bhima melanjutkan bahwa BI punya fungsi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak sekedar bermain aman dengan utak-atik instrumen moneter agar stabilitas keuangan terjaga, namun juga harus pro growth policy.

”Sebagai contoh BI perlu merelaksasi loan to value agar DP kredit rumah dan kendaraan bermotor bisa lebih murah lagi. Ujungnya pertumbuhan kredit naik, industri naik dan perekonomian bisa tumbuh diatas 5,1 persen,” pungkasnya. (agf)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Baru BI Fokus Kembalikan Kedigdayaan Rupiah


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler