Menurut Umam, Belum Saatnya Jokowi Melakukan Reshuffle Kabinet

Minggu, 01 Maret 2020 – 08:47 WIB
Presiden Jokowi memperkenalkan para pembantunya dalam Kabinet Indonesia Maju di tangga istana. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, mengatakan, belum saatnya Presiden Jokowi melakukan reshuffle atau pergantian kabinet.

Menurutnya, setidaknya perlu waktu satu tahun untuk melihat kinerja menteri di Kabinet Indonesia Maju.

BACA JUGA: Soal Isu Reshuffle, Jokowi Bilang Begini

"Setahun kinerja merupakan waktu yang cukup baik untuk menilai kinerja seseorang," kata Umam, di Jakarta, Sabtu (29/2).

Jika sudah satu tahun Kabinet Indonesia Maju bekerja, lanjut dia, setidaknya presiden sudah mengantongi beberapa catatan terhadap kinerja para menterinya.

BACA JUGA: Jika Ada Reshuffle Kabinet, Menteri yang Satu Ini Pasti Aman

Menurut dia, jika perombakan kabinet dilakukan hanya berdasar 100 hari kerja, maka hal itu terlalu prematur.

Menurutnya, masa tiga bulan pertama, biasanya para menteri melakukan penyesuaian dan pemetaan langkah menuju implementasi kebijakan yang sesungguhnya.

BACA JUGA: Rusia Bantai Tentara Turki di Suriah, Sekjen PBB Panik

"Terlebih lagi, dalam tradisi siklus keuangan negara, APBN belum cair hingga Maret 2020 ini. Praktis, APBN baru mulai berjalan efektif pada Maret hingga April," kata dia.

Saat ini yang paling penting menurut dia, presiden perlu memiliki garis kebijakan yang lebih tegas dalam mengarahkan mesin kerja pemerintahannya. Kemudian, presiden juga harus sensitif dengan fenomena konflik kepentingan di sekitar pemerintahannya.

"Konflik kepentingan adalah salah satu sumber utama tersumbatnya efektivitas kinerja birokrasi dan pemerintahan," katanya.

Hal selanjutnya, menurut Umam, Jokowi perlu menertibkan para menterinya yang acap kali berargumen secara tidak tepat di ranah publik.

Kalimat-kalimat seperti salah sendiri beli masker mahal, fatwa yang kaya kawini yang miskin, salah ketik dalam draf UU itu wajar, dan lainnya, menurut Umam, mengindikasikan rendahnya kepekaan sosial. Sekaligus tidak sensitifnya mereka terhadap perdebatan isu di tengah-tengah masyarakat.

"Jadi, (menteri) sebaiknya fokus bekerja, dan kurangi hal-hal yang tidak produktif," ujarnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler