jpnn.com, PEKANBARU - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Provinsi Riau, Dewi Arisanty, menyamar jadi pembeli untuk mengungkap sindikat perdagangan bayi yang beroperasi melalui media sosial TikTok.
Pengungkapan ini berawal dari penelusuran Dewi di platform TikTok.
BACA JUGA: Pasutri Sengaja Telantarkan Bayi di Rumah Sakit Gegara Tak Ada Biaya
“Awalnya saya membuka TikTok. Kemudian saya menemukan akun yang menawarkan bayi untuk diadopsi secara ilegal,” kata Dewi kepada JPNN.com Senin (20/1).
Kemudian Dewi mencoba berkomunikasi dengan penjual melalui DM.
BACA JUGA: 3 Wanita Penjual Bayi Ditangkap di Pekanbaru, Seorang Bidan Terlibat
Dewi berpura-pura tertarik untuk membeli bayi tersebut.
“Mereka awalnya menawarkan bayi seharga Rp30 juta, namun kemudian menaikkan harga menjadi Rp35 juta dengan alasan bayi yang ditawarkan sebelumnya belum siap karena ibunya mengalami pendarahan pascapersalinan,” lanjutnya.
BACA JUGA: Tiga Wanita Penjual Bayi Via TikTok Ditangkap, Tuh Tampangnya
Penjual juga mendesak agar transaksi segera dilakukan, meskipun Dewi saat itu masih berada di Jambi.
Setibanya di Pekanbaru, Dewi mengatur pertemuan dengan penjual di sebuah kafe di Jalan Ronggowarsito.
“Untuk memastikan keamanan, saya berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat yakni Polresta Pekanbaru,” ungkapnya.
Saat transaksi berlangsung, polisi dari Polsek Limapuluh melakukan penyergapan dan berhasil mengamankan tiga pelaku, yaitu TH alias Tutik (31), EJ alias Ernie (49) yang merupakan bidan di salah satu rumah sakit di Kota Duri, dan AT alias Aprita (42) yang berperan sebagai pembeli.
“Saat penangkapan itu, kami juga menyelamatkan seorang bayi perempuan berusia empat hari,” beber Dewi.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bery Juana Putra mengatakan bahwa saat ini para pelaku telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Bayi yang ditemukan saat penangkapan saat ini dirawat di RS Bhayangkara Polda Riau untuk mendapatkan perawatan intensif, mengingat kondisinya yang lemah dan diduga mengalami stunting atau kurang gizi,” jelas Bery.
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Rizki Ganda Marito