Menyesal Baru Datang ke Indonesia

Drumer Baru Dream Theater Tampil Prima

Senin, 23 April 2012 – 18:10 WIB
James Labrie, vokalis Dream Theater saat pentas di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta, (21/4). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

JAKARTA - James LaBrie hanya tersenyum saat mikrofon disodorkan ke arahnya begitu pembawa acara yang sekaligus menjadi penerjemah selesai mengalihbahasakan pertanyaan seorang wartawan. "Kita harus berada di sini hingga besok untuk bisa menjawab pertanyaan itu," kata vokalis Dream Theater tersebut dalam jumpa pers menjelang konser mereka di Jakarta yang bertitel Djarum Super A Dramatic Tour of Events Sabtu lalu (21/3) yang disambut tawa hadirin.

Pertanyaannya memang cukup berat: Apa capaian filosofis Dream Theater setelah 27 tahun bermusik? Meski, untuk band progressive rock seartistik mereka, dengan kedalaman musikalitas serta lirik, pertanyaan itu sejatinya cocok.

"Capaian filosofis tertinggi kami ya kami jadi semakin sadar bahwa semua yang ada di Dream Theater ini adalah keluarga. Bagi saya, mereka ini (sembari menunjuk tiga personel Dream Theater lain yang ada di sebelahnya, John Petrucci, Jordan Rudess, dan John Myung, Red) adalah orang-orang yang paling saya sayangi, selain tentu istri dan anak-anak saya," tuturnya.

Jawaban yang sederhana. Tapi, memang kesederhanaan dalam bersikap itulah yang justru menjadi ciri khas Dream Theater selama ini hingga mampu menjual total 12 juta kopi rekaman di seluruh dunia meski konsisten memainkan musik di luar mainstream.

Kesederhanaan itu juga yang tampak saat mereka menghelat konser di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta, pada Sabtu malam. Untuk sebuah band yang masing-masing personelnya berkemampuan "tingkat dewa", panggung mereka bersahaja. Hanya drum Mike Mangini yang di-setting menonjol, seperti juga di era pendahulu Mangini, Mike Portnoy. Tak perlu dry ice, lighting berlebih, atau panggung berputar.  

Apalagi kostum mereka, sangat kasual. Kelima personel hanya ber-T-shirt hitam, hampir mirip dengan yang mereka kenakan pada jumpa pers. Yang juga patut dipuji, kemampuan Petrucci, Myung, dan Rudess menahan ego sehingga lebih memberikan kesempatan kepada Mangini untuk memperlihatkan kemampuan.

Maklum, Mangini-lah yang memang paling banyak disorot para pencinta Dream Theater di seluruh dunia saat ini. Sebab, yang digantikannya adalah Portnoy, drumer yang sudah mengantongi 23 award dan permainannya telah menjadi signature musik Dream Theater selama ini. Tapi, Mangini menjawab tantangan itu dengan baik. Dia tampil prima dan konstan sepanjang konser.

"Di album terbaru kami (A Dramatic Tour of Events), Mike memang belum berkontribusi terlalu banyak. Tapi, kami yakin kehadirannya bakal memperkaya musik kami di album-album berikutnya," ujar Petrucci di jumpa pers.

Di sela konser, LaBrie juga secara jujur mengakui, bandnya agak terlambat datang ke Indonesia. Mereka baru sadar betapa besarnya penyuka Dream Theater di negeri ini lewat tweet-tweet yang masuk ke akun Twitter resmi Dream Theater.

"Tiap kali habis konser dan kami mengabarkan itu lewat Twitter, selalu saja respons terbanyak dari Indonesia. Dan, pertanyaan mereka umumnya sama, kapan kami konser ke sini," ujarnya. (c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Suami Mampu Tanggung 4 Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler