MALANG – Kerusuhan selama rangkaian pertandingan Arema Indonesia versus Gresik United, Kamis malam hingga Jumat dini hari kemarin berbuntut panjang. Segenap korwil Aremania se-Malang Raya menyatakan sikap keberatan atas pemberitaan beberapa media online dan televisi yang menyudutkan suporter tim berjuluk Singo Edan itu.
Dalam pemberitaan televisi, Aremania disebut-sebut sebagai pemicu kerusuhan Bonek di Tol Waru yang sempat membuat jalanan macet berjam-jam hingga Jumat dini hari. Aremania juga disebut melakukan penjarahan dan penyerangan kepada warga kampung sepanjang melewati Surabaya, Kamis (7/3) siang hari.
Korwil Aremania Klayatan, Ahmad Gozali alias AK, bersama korwil lain yang menggelar jumpa pers di Kantor Arema Jalan Kertanegara dengan tegas menolak semua pemberitaan itu.
“Televisi lokal dan nasional memelintir berita ini untuk membuat keadaan semakin keruh. Perlu kami luruskan, bahwa Aremania tidak memicu konflik, tidak juga menjarah warga,” ujar AK kepada wartawan seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group).
Ia menjelaskan, pemicu kerusuhan yang bertepatan dengan pertandingan Arema vs GU itu berawal dari pelemparan oknum berbaju suporter Persebaya kepada rombongan bus Aremania. Kamis siang hari, rombongan yang melewati Tol Waru sudah dinantikan puluhan oknum yang membawa batu.
”Kita dilempari saat di Tol Waru, tapi diam saja, dan terus melanjutkan perjalanan, karena tujuan kita tidak perang lempar batu dengan Bonek. Kita berangkat ke Gresik untuk mendukung Arema,” tegas AK.
Namun, begitu melanjutkan beberapa ratus meter, Bonek kembali menyerang rombongan bus. Serangan inilah yang akhirnya memaksa Aremania untuk melakukan pertahanan diri dan membalas lemparan batu. Karena itu, AK dengan tegas menolak bila Aremania disebut sebagai pemicu kerusuhan suporter. Yang benar, katanya, Boneklah yang memancing suporter Arema untuk membela diri dengan membalas serangan batu.
Selain itu, menurut Korwil Amazon, Aremania Zona Dinoyo, Muhammad Zainuddin Yusrin alias I’in, puluhan suporter berbaju hijau bertuliskan Bonek masuk ke jalur hijau tol yang harusnya hanya boleh dilewati oleh kendaraan. Serangan lemparan batu semakin gencar terhadap rombongan bus Aremania. ”Masa kita diam saja, kita akhirnya melakukan pertahanan diri untuk melindungi teman,” papar I’in.
Pria berambut gondrong juga menegaskan, Aremania tak pernah melakukan penyerangan kepada perkampungan warga, termasuk perkampungan warga di Banyu Urip, Surabaya yang kebetulan dilewati rombongan bus Aremania.
”Kita tak menjarah, kita tak melakukan penyerangan pada warga. Kita murni bawa misi damai nonton Arema lawan Gresik United. Saat pulang melewati jalur maut di Apolo dan Japanan pun, kita membela diri, karena para oknum sudah siap dengan batu,” tambahnya.
Karena itu, setelah melakukan klarifikasi atas pemelintiran berita yang dilakukan oleh televisi lokal dan nasional, Aremania siap mengirim surat protes dan pengaduan pada Dewan Pers.
”Kita sedang godok naskahnya, akan secepat mungkin kirim ke Dewan Pers. Kita tak akan main luruk, itu cara lawas, kita lewat jalur yang benar, jalur hukum, untuk melakukan protes,” tegas I’in. (fin/jon)
Dalam pemberitaan televisi, Aremania disebut-sebut sebagai pemicu kerusuhan Bonek di Tol Waru yang sempat membuat jalanan macet berjam-jam hingga Jumat dini hari. Aremania juga disebut melakukan penjarahan dan penyerangan kepada warga kampung sepanjang melewati Surabaya, Kamis (7/3) siang hari.
Korwil Aremania Klayatan, Ahmad Gozali alias AK, bersama korwil lain yang menggelar jumpa pers di Kantor Arema Jalan Kertanegara dengan tegas menolak semua pemberitaan itu.
“Televisi lokal dan nasional memelintir berita ini untuk membuat keadaan semakin keruh. Perlu kami luruskan, bahwa Aremania tidak memicu konflik, tidak juga menjarah warga,” ujar AK kepada wartawan seperti yang dilansir Malang Post (JPNN Group).
Ia menjelaskan, pemicu kerusuhan yang bertepatan dengan pertandingan Arema vs GU itu berawal dari pelemparan oknum berbaju suporter Persebaya kepada rombongan bus Aremania. Kamis siang hari, rombongan yang melewati Tol Waru sudah dinantikan puluhan oknum yang membawa batu.
”Kita dilempari saat di Tol Waru, tapi diam saja, dan terus melanjutkan perjalanan, karena tujuan kita tidak perang lempar batu dengan Bonek. Kita berangkat ke Gresik untuk mendukung Arema,” tegas AK.
Namun, begitu melanjutkan beberapa ratus meter, Bonek kembali menyerang rombongan bus. Serangan inilah yang akhirnya memaksa Aremania untuk melakukan pertahanan diri dan membalas lemparan batu. Karena itu, AK dengan tegas menolak bila Aremania disebut sebagai pemicu kerusuhan suporter. Yang benar, katanya, Boneklah yang memancing suporter Arema untuk membela diri dengan membalas serangan batu.
Selain itu, menurut Korwil Amazon, Aremania Zona Dinoyo, Muhammad Zainuddin Yusrin alias I’in, puluhan suporter berbaju hijau bertuliskan Bonek masuk ke jalur hijau tol yang harusnya hanya boleh dilewati oleh kendaraan. Serangan lemparan batu semakin gencar terhadap rombongan bus Aremania. ”Masa kita diam saja, kita akhirnya melakukan pertahanan diri untuk melindungi teman,” papar I’in.
Pria berambut gondrong juga menegaskan, Aremania tak pernah melakukan penyerangan kepada perkampungan warga, termasuk perkampungan warga di Banyu Urip, Surabaya yang kebetulan dilewati rombongan bus Aremania.
”Kita tak menjarah, kita tak melakukan penyerangan pada warga. Kita murni bawa misi damai nonton Arema lawan Gresik United. Saat pulang melewati jalur maut di Apolo dan Japanan pun, kita membela diri, karena para oknum sudah siap dengan batu,” tambahnya.
Karena itu, setelah melakukan klarifikasi atas pemelintiran berita yang dilakukan oleh televisi lokal dan nasional, Aremania siap mengirim surat protes dan pengaduan pada Dewan Pers.
”Kita sedang godok naskahnya, akan secepat mungkin kirim ke Dewan Pers. Kita tak akan main luruk, itu cara lawas, kita lewat jalur yang benar, jalur hukum, untuk melakukan protes,” tegas I’in. (fin/jon)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ragukan Suporter yang Tewas Bonek Sejati
Redaktur : Tim Redaksi