Merasakan Nonton Langsung F1 2016 Bersama Keluarga Rio Haryanto

Senin, 21 Maret 2016 – 09:20 WIB
Rio Haryanto. FOTO: Bobby Arifin/JAWAPOS

jpnn.com - Grand Prix Australia 2016 menjadi saksi sejarah bagi Indonesia. Untuk kali pertama, seorang anak muda tanah air berjuang di level teratas balap mobil dunia. Keluarga Rio Haryanto tak ingin melewatkan momen tersebut dengan berada jauh dari tempat sejarah itu diukir.

 

BACA JUGA: Gagal Podium, Rossi: Sayang..Saya Tak Punya Lebih

……………………………………………………………..

INDAH Pennywati, ibu Rio Haryanto, duduk di sofa berbentuk huruf L di dalam hospitality tim Manor Racing di Sirkuit Albert Park, Melbourne, kemarin (20/3). Dia ditemani manajer Rio, Piers Hunnisett, dan kakek Rio, HA Sutantyo. Sang ayah, Sinyo Haryanto, duduk di kursi berbeda. Tetapi tetap sangat dekat.

BACA JUGA: PANAS! Valentino Rossi Tiba-tiba Naik Pitam

Indah sering kali menggenggam tangan kiri Sinyo. Tanpa sadar, dia kerap meremas-remasnya. Sementara itu, pandangan matanya tetap tertuju pada tiga layar TV plasma yang terpasang tepat di depannya.

Gambar yang disiarkan adalah adegan demi adegan aksi 21 pembalap F1 (Daniil Kvyat gagal start) yang bertarung untuk saling mendahului.

BACA JUGA: Lorenzo Buka Rahasia Kemenangan di MotoGP Qatar

Sesekali Indah membisikkan kata-kata di telinga HA Sutantyo. Dia menjelaskan situasi terakhir balapan yang diikuti cucunya. ’’Rio barusan ganti ban,’’ katanya memberi tahu dan menunjuk pada layar.

Sutantyo merespons dengan menggerakkan kepalanya ke bawah tanda mengerti. Untuk sedikit mengurangi ketegangan, Indah beberapa kali tampak membalas pesan dalam telepon selulernya.

Katanya, itu dari rekan, sanak keluarga, atau wartawan yang menanyakan perkembangan balapan anaknya.

Ketegangan itu memuncak di lap 16. Tabrakan maut yang melibatkan Fernando Alonso (McLaren-Honda) dan pembalap Haas Esteban Gutierez langsung mengambil alih perhatian Indah. Genggaman tangannya langsung dilepas. Dia refleks menutupi wajah bagian bawahnya.

Mobil Alonso sampai ringsek tak berbentuk karena terpelanting tinggi ke udara, lalu berbalik dan menghajar pagar pembatas trek.

Indah baru membuka tangan setelah sadar bukan Rio yang terlibat kecelakaan. ’’Rasanya, tangan saya ini dingin terus kalau nonton balapan. Nervous,’’ ungkapnya.

Ternyata, itu tak hanya dirasakan kemarin. Setiap kali Rio membalap, rasa dingin itu selalu datang tanpa diundang. Beberapa saat setelah para pembalap kembali ke pit lane karena red flag dikibarkan, Indah lagi-lagi terkejut. ’’Lho, kok mobil Rio kembali ke garasi? Kayaknya nggak lanjut ini,’’ katanya.

Benar memang, MRT05 dengan nomor start 88 itu didorong mundur menuju garasi. Helm Rio dilepas. Balapan untuk Rio selesai sebelum finis. Kabar mengenai kerusakan as roda belakang menjalar cepat sampai ke ruangan tempat keluarga Rio berada.

Indah memang terlihat tenang. Tapi, suaminya, Sinyo Haryanto, yang juga mantan pembalap jauh lebih tenang. Dia melihat situasi tersebut adalah masalah lumrah dalam balapan. ’’Yo wes, Mas, mau gimana lagi,’’ ucapnya santai.

Sinyo kemudian keluar hospitality menunggu putranya kembali dari sirkuit. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mengetahui duduk perkaranya, dia kembali menemui istrinya. Juga kakek Rio.

Kemarin, HA Sutantyo langsung datang dari Solo dengan niat besar ingin mendukung sekaligus mendoakan. Di kota tersebut, Sutantyo mengelola pondok pesantren milik keluarga Rio. ’’Sudah, kami sudah menggelar pengajian minggu lalu bareng anak-anak pondok,’’ ujarnya.

Sutantyo tak bisa menutupi rasa bangga melihat Rio mengenakan baju balap. Begitu sampai hospitality, Sutantyo menyalami cucunya dengan hangat. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... BBC Antar Madrid Remukkan Sevilla


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler