jpnn.com - JAKARTA – Keputusan merger yang dilakukan manajemen PS TNI dan Persiram Raja Ampat mendapat sambutan hangat.
Ya, salah satu respon baik itu datang dari PT Gelora Trisula Semesta (PTGTS), perusahan yang menjadi operator kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) musim 2016 nanti.
BACA JUGA: Dramatis...Jerman Takluk di Tangan Inggris
Direktur PTGTS bidang operasional dan kompetisi Ratu Tisha Destria mengatakan, mereka sudah mendengar rencana merger antara kedua tim tersebut sejak beberapa pekan lalu.
“Karena keputusan untuk merger sebenarnya kan bukan sesuatu yang mudah. Jadi, kedua klub juga membutuhkan banyak waktu sebelum sampai di keputusan itu,” kata Tisha, kemarin (26/3).
BACA JUGA: Persebaya Mulai Bangkit
Menurutnya, sejauh ini mereka tidak pernah melarang klub untuk melalukan merger antara satu tim dengan tim yang lain. Sepanjang itu tidak mengganggu jalannya regulasi serta standar kompetisi yang sudah mereka buat.
Apalagi, saat ini keadaan sepak bola tanah air sedang tidak normal setelah terjadi perseteruan antara elit PSSI dan pemerintah Indonesia.
BACA JUGA: Guardiola Serius Ingin Gelandang Madrid Ini di City
“Tapi, satu hal yang paling penting adalah merger antara klub itu harus membawa keuntungan alias menyelesaikan problem di internal tim,” kata wanita yang juga alumnus FIFA Master 2013 itu.
“Jadi, nggak apa-apa kalau mereka mau merger. Toh, kami juga tidak mau kaku-kaku amat mengikat klub dengan sejumlah aturan, padaha sepak bola kita sendiri belum stabil,” tambahnya.
Nah, khusus untuk persoalan merger antara manajemen PS TNI dan Persiram Raja Ampat, Tisha mengatakan bahwa, bila kedua belah pihak sudah sepakat, maka secara otomatis pihak operator pun akan mengakomodir kesepakatan tersebut. Termasuk dengan mengakomodir PS TNI sebagai peserta kompetisi nanti.
“Tapi, syaratnya kedua klub harus menunjukan peryataan resmi kalau sudah benar-benar terjadi merger antara mereka,” paparnya.
Terutama pernyataan dari manajemen Persiram bahwa mereka sudah dengan penuh sadar dan tanggung jawab melakukan merger dengan tim lain dalam mengikuti kompetisi nanti.
“Termasuk terkait penggunaan nama PS TNI yang menggantikan Persiram. Jadi, kami tunggu pernyataan resmi manajemen Persiram,” lanjutnya.
PTGTS memang harus menunggu pernyataan resmi dari manajemen Persiram. Sebab, tim asal Papua itu termasuk dalam 18 klub yang menginisiasi lahirnya kompetisi terobosan tersebut. Meski begitu, Tisha menyebutkan bahwa merger antara PS TNI dan Persiram tidak mengubah total peserta kompetisi untuk ISC-A, yaitu 18 klub.
Sementara itu, belum ada satupun manajemen Persiram yang bersedia memberikan komentarnya terkait merger tersebut.
Seperti yang diketahui, pelatih PS TNI Eddy Syahputra mengungkapkan bahwa sudah terjadi merger antara mereka dengan Persiram. Itu yang membuat mereka sedang fokus untuk melakukan persiapan tim jelang tampil di ISC-A, 15 April mendatang.
Fenomena merger antara klub sejatinya bukan sesuatu yang baru di sepak bola tanah air. Sejumla klub besar tanah air sudah pernah melakukan hal serupa.
Mulai dari Persijatim Jakarta Timur yang akhirnya berubah menjadi Sriwijaya FC, Persisam Putra Samarinda berganti menjadi Bali United Pusam FC, serta yang terbaru adalah Persipasi Bandung Raya (PBR) menjadi Madura United. (ben)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Samsul Arif Bawa Persib Unggul di Babak Pertama
Redaktur : Tim Redaksi