SURABAYA--PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) kesulitan melakukan ekspansi. Terlilit utang yang mencapai Rp 6 triliun membuat kendala untuk menambah armada. Meskipun demikian, MNA menggandeng investor-investor pemerintah daerah (pemda) untuk mengoperasikan pesawat.
"Pemda yang menyewa atau membeli pesawat. Jadi, sistemnya KSO (kerja sama operasi," ungkap GM Corporate Communication PT MNA Akhmad Zulfikri saat berkunjung ke ruang redaksi Jawa Pos, Rabu (19/6).
Zulfikri menyebut saat ini mereka telah KSO dengan Pemda Merauke yang membeli empat pesawat. Sebelumnya, MNA mengoperasikan pesawat milik Pemda Sampi, Selayar, dan Wakatobi. "Pesawat ketiga pemda itu sewa, tidak membeli," ungkapnya.
Dia mengakui investor pemda banyak yang tertarik untuk bekerja sama dengan MNA. Bagi perseroan pun efektif untuk menambah rute. Saat ini, maskapai milik pemerintah itu sedang diincar oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP). "Kami terserah pemegang saham (pemerintah," katanya.
Sekarang, MNA memiliki 25 pesawat, 15 diantaranya jenis MA 60. Merpati membeli pesawat MA-60 dari Tiongkok pada 2008, yang digunakan untuk melayani masyarakat di Indonesia bagian Timur dan Tengah. Pesawat ini diproduksi pada 2007-2008. "Dua pesawat MA-60 masih dalam tahap perbaikan karena, kecelakaan," paparnya.
Satunya mengalami kecelakaan di Wamena, Papua dan terakhir di Kupang, NTT pada 1 Juni 2013. Meskipun demikian, animo masyarakat untuk menggunakan M 60 tidak berkurang. Selama ini, load factor penumpang rata-rata pada tahun ini mencapai 80 persen. "Jumlah itu meningkat 20 persen banding tahun lalu," cetusnya.
District Manager Surabaya Adji Kisworo menambahkan selama musim liburan load factor meningkat. Dia menyebut sampai 90 persen. "Khususnya, wilayah NTT pesawat harus dimaksimalkan untuk bisa melayani penumpang," ujarnya.(dio)
"Pemda yang menyewa atau membeli pesawat. Jadi, sistemnya KSO (kerja sama operasi," ungkap GM Corporate Communication PT MNA Akhmad Zulfikri saat berkunjung ke ruang redaksi Jawa Pos, Rabu (19/6).
Zulfikri menyebut saat ini mereka telah KSO dengan Pemda Merauke yang membeli empat pesawat. Sebelumnya, MNA mengoperasikan pesawat milik Pemda Sampi, Selayar, dan Wakatobi. "Pesawat ketiga pemda itu sewa, tidak membeli," ungkapnya.
Dia mengakui investor pemda banyak yang tertarik untuk bekerja sama dengan MNA. Bagi perseroan pun efektif untuk menambah rute. Saat ini, maskapai milik pemerintah itu sedang diincar oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP). "Kami terserah pemegang saham (pemerintah," katanya.
Sekarang, MNA memiliki 25 pesawat, 15 diantaranya jenis MA 60. Merpati membeli pesawat MA-60 dari Tiongkok pada 2008, yang digunakan untuk melayani masyarakat di Indonesia bagian Timur dan Tengah. Pesawat ini diproduksi pada 2007-2008. "Dua pesawat MA-60 masih dalam tahap perbaikan karena, kecelakaan," paparnya.
Satunya mengalami kecelakaan di Wamena, Papua dan terakhir di Kupang, NTT pada 1 Juni 2013. Meskipun demikian, animo masyarakat untuk menggunakan M 60 tidak berkurang. Selama ini, load factor penumpang rata-rata pada tahun ini mencapai 80 persen. "Jumlah itu meningkat 20 persen banding tahun lalu," cetusnya.
District Manager Surabaya Adji Kisworo menambahkan selama musim liburan load factor meningkat. Dia menyebut sampai 90 persen. "Khususnya, wilayah NTT pesawat harus dimaksimalkan untuk bisa melayani penumpang," ujarnya.(dio)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pegadaian Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi