MIA Percepat Tumbuhkan Generasi Petani Melenial

Minggu, 21 April 2019 – 19:22 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro saat menutup acara 1st Millenial Indonesia Agropreneurs (MIA) yang digelar selama tiga hari di Botani Square, Bogor, Jawa Barat. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Masa depan sektor pertanian sangat bergantung dengan generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) siap untuk memfasilitasi dan mendukung para agropreneur muda untuk bergerak di berbagai bidang pertanian, dari hulu hingga ke hilir.

Agropreneur muda atau lebih dikenal sebagai milenial agropreneur memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan pertanian. Penyelenggarakan The 1st Millennial Indonesian Agropreneurs (MIA) Expo dengan tema “Peran Generasi Muda Pertanian Milenial Dalam Pembangunan Pertanian” yang dilaksanakan pada tanggal 18 - 21 April 2019 telah usai.

BACA JUGA: Kementan Ingatkan Petani Soal Kedatangan Fenomena El Nino

BACA JUGA: Menteri Amran Optimistis Polbangtan Cetak Generasi Petani Milenial Sukses

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro menutup acara 1st Millenial Indonesia Agropreneurs (MIA) yang digelar selama tiga hari di Botani Square, Bogor, Jawa Barat. Acara ini merupakan terobosan untuk mempercepat tumbuhnya generasi milenial terjun di sektor pertanian.

BACA JUGA: Kementan Imbau Petani Waspadai El Nino

"Jadi ke depan mereka tidak hanya mengandalkan on farm saja, namun juga di off farmnya yaitu pasca panen yang merupaka kelemahan pertanian saat ini," ujar Syukur, Minggu (21/4).

Menurut dia, dengan bergeraknya para agropreneur di bidang off farm, maka kelemahan sektor pertanian mulai bisa ditutupi dari hulu hingga ke hilir. Dengan begitu, semua proses bisnis di bidang pertanian akan terbentuk. Terlebih bisa memberikan nilai tambah yang luar biasa.

BACA JUGA: Yuk, Ke Museum Pertanian di Bogor

"Bayangkan dalam tiga hari saja omsetnya sudah mencapai sekitar 150 juta. Berarti minat kunjung konsumen terhadap produk anak muda ini cukup besar, karena hasil kualitasnya bagus kemudian inovatif dan juga harganya tidak kalah dengan produk produk yang di hasilkan oleh industri yang besar, baik dari dalam maupun luar negeri," katanya.

Karena itu, Syukur berharap semua pihak terus mendorong agropreneur milenial agar semakin berkembang.

"Maka itu, kami tidak hanya memberikan fasilitas, tapi juga menciptakan entrepreneur milenial ini melalui Polbantan, inkubator, dan sekaligus sitkapital yang akan di kelola oleh softlun kerja sama dengan pihak Polbantan," ujarnya.

Syukur mengatakan, selama ini Kementan sudah memiliki enam Polbantan yang siap menjadi entrepreneur di bidang agribisnis.

"Tetapi selain Polbantan yang di bina, kita juga punya sekolah vokasi yang di kelola liniersosmitra, termasuk dari IPB dan Prasetya Mulya," jelasnya.

Menurut Syukur, jika para entrepreneur muda bergerak, maka pertanian di masa mendatang akan mengalami perubahan yang jauh lebih maju. Selain itu, pemerintah juga bertujuan untuk merubah mindset tentang pertanian agar dimintai banyak kalangan muda.

"Dulu pertanian di anggap kumuh, miskin dan berada di desa jauh dari kota. Tapi dengan teknologi, sektor pertanian memiliki mekanisasi untuk mendobrak kemiskinan karena adanya nilai tambah yang tinggi," tandasnya.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lampung Utara Target Asuransikan 750 Sapi Betina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler