jpnn.com - LONDON - Sejak kelahiran personal computer atau PC, hubungan Intel dan Microsoft bagai saudara kandung. Sebagai produsen prosesor terbesar di dunia, Intel menjadi penyuplai utama otak komputer yang baru terasa kehebatannya bila berjalan lewat sistem operasi buatan Microsoft.
Saking dekatnya, pada akhir tahun 80-an muncul slogan Wintel yang merujuk pada sistem operasi PC Windows ciptaan Microsoft digabung prosesor Intel. Wintel dibuat sebagai identitas komputer bertenaga menyusul munculnya pesaing baru di dunia prosesor, AMD pada pertengahan 90-an.
BACA JUGA: Toyota Hasilkan Mobil Auto Pilot
Namun, kerjasama selama hampir tiga dekade Microsoft dan Intel diprediksi bakal segera berakhir. Terus melesunya pasar PC yang disiasati Microsoft dengan menghadirkan Surface ke pasaran dinilai belum mampu bersaing dengan produsen besar tablet yang selama ini dikuasai Apple iPad atau Samsung Galaxy Tab.
Di tengah kerjasama pada produk tablet dan penggunaan prosesor Intel untuk Surface, Microsoft malah berpindah ke lain hati dengan membeli unit bisnis ponsel Nokia. Langkah Microsoft itu pun memicu spekulasi.
BACA JUGA: Nokia-HTC segera Produksi Dual SIM Windows Phone
Misalnya bagi Chief Executive HP, Meg Whitman, pembelian Nokia mengindikasikan adanya ketidakharmonisan antara Intel dan Microsoft. Alasannya, sejak lama Nokia lebih suka menggunakan prosesor non-intel, seperti ARM hingga Qualcomm Snapdragon untuk jajaran produk jagoan mereka, Lumia.
"Nantinya mereka (Microsoft-Intel) malah bersaing," ucap Whitman, seperti dikutip dari softpedia, Sabtu (12/10). Daripada terlibat dalam persaingan kedua raksasa teknologi, HP memutuskan untuk mengurangi ketergantungannya pada Windows serta ikut menggunakan prosesor ARM ataupun Android. (pra/jpnn)
BACA JUGA: Samsung Luncurkan Galaxy Berlayar Melengkung
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukti Komet Hantam Bumi Ditemukan di Mesir
Redaktur : Tim Redaksi