SURABAYA - Peredaran DVD bajakan di pasaran makin mengkhawatirkan. Apalagi, berdasar hasil temuan Microsoft menunjukkan di dalam DVD tersebut dijumpai malware yang dapat merugikan pengguna. Selain DVD, malware juga ditemukan di dalam personal computer. Survei tersebut dilakukan di beberapa negara, salah satunya di Indonesia.
Legal Affairs Director Microsoft Indonesia Reza Topobroto mengatakan hasil studi forensik itu dilakukan di lima negara di Asia Tenggara. Meliputi, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang dilakukan mulai Desember tahun lalu. "Ada 282 komputer dan DVD yang diperiksa, dan 69 persen di antaranya terinfeksi malware yang jumlahnya ribuan," katanya saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos Rabu (17/4) malam.
Secara detail studi forensik itu menyatakan tingkat infeksi malware di berbagai negara di Asia Tenggara berbeda. Dari seluruh negara, sampel dari Filipina memiliki tingkat infeksi paling rendah. Sementara Indonesia, sebanyak 59,09 persen dari sampel hard disc drive terinfeksi oleh malware, sedangkan 100 persen dari sampel DVD terinfeksi malware.
Dijelaskan, malware tersebut sudah tertanam di dalam copy Windows bajakan. Yang mengejutkan, itu tersebar di berbagai merek personal computer terkemuka seperti Acer, Asus, Dell, HP, Lenovo dan Samsung. "Kami yakin, keberadaan software palsu maupun malware bukan dari pabrikan PC, melainkan diganti oleh pihak lain. Jadi sistem operasi yang awalnya non-Windows diganti dengan software bajakan," urainya.
Reza mengatakan keberadaan malware tersebut merugikan konsumen terutama dari segi keamanan. Malware berbeda dengan virus yang menyerang personal computer, ada jenis malware tertentu yang dapat mengambil informasi personal. Seperti account username dan password. "Kalau dulu pencurian informasi pribadi melalui personal computer yang terhubung dengan internet dan email, tapi sekarang cukup melalui malware dari penggunaan DVD dan software bajakan," kata dia.
Sementara Genuine Software Initiative Director Microsoft Indonesia Sudimin Mina mengatakan untuk mengantisipasi itu, pihaknya menyarankan agar konsumen selalu meminta software resmi, yaitu sistem operasi yang sudah pre-install. Serta, memastikan software yang dibeli berasal dari kemasan asli. "Yang perlu diperhatikan, lihat label resmi dan sertifikat keaslian. Sebab, Microsoft mewajibkan untuk ditempel di semua personal computer. Selain itu, beli dari reseller tepercaya," tandas dia. (res)
Legal Affairs Director Microsoft Indonesia Reza Topobroto mengatakan hasil studi forensik itu dilakukan di lima negara di Asia Tenggara. Meliputi, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang dilakukan mulai Desember tahun lalu. "Ada 282 komputer dan DVD yang diperiksa, dan 69 persen di antaranya terinfeksi malware yang jumlahnya ribuan," katanya saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos Rabu (17/4) malam.
Secara detail studi forensik itu menyatakan tingkat infeksi malware di berbagai negara di Asia Tenggara berbeda. Dari seluruh negara, sampel dari Filipina memiliki tingkat infeksi paling rendah. Sementara Indonesia, sebanyak 59,09 persen dari sampel hard disc drive terinfeksi oleh malware, sedangkan 100 persen dari sampel DVD terinfeksi malware.
Dijelaskan, malware tersebut sudah tertanam di dalam copy Windows bajakan. Yang mengejutkan, itu tersebar di berbagai merek personal computer terkemuka seperti Acer, Asus, Dell, HP, Lenovo dan Samsung. "Kami yakin, keberadaan software palsu maupun malware bukan dari pabrikan PC, melainkan diganti oleh pihak lain. Jadi sistem operasi yang awalnya non-Windows diganti dengan software bajakan," urainya.
Reza mengatakan keberadaan malware tersebut merugikan konsumen terutama dari segi keamanan. Malware berbeda dengan virus yang menyerang personal computer, ada jenis malware tertentu yang dapat mengambil informasi personal. Seperti account username dan password. "Kalau dulu pencurian informasi pribadi melalui personal computer yang terhubung dengan internet dan email, tapi sekarang cukup melalui malware dari penggunaan DVD dan software bajakan," kata dia.
Sementara Genuine Software Initiative Director Microsoft Indonesia Sudimin Mina mengatakan untuk mengantisipasi itu, pihaknya menyarankan agar konsumen selalu meminta software resmi, yaitu sistem operasi yang sudah pre-install. Serta, memastikan software yang dibeli berasal dari kemasan asli. "Yang perlu diperhatikan, lihat label resmi dan sertifikat keaslian. Sebab, Microsoft mewajibkan untuk ditempel di semua personal computer. Selain itu, beli dari reseller tepercaya," tandas dia. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aplikasi Smartphone Untuk Diet
Redaktur : Tim Redaksi