jpnn.com - JAKARTA - Migrant Care menemukan ada banyak kekurangan dalam pemungutan suara pemilu legislatif di Hongkong. Sebab, pemungutan suara yang dipusatkan di Victoria Park itu masih jauh dari sosialisai yang memadahi mengenai tata laksana pemilu.
“Banyak buruh migran yang masih belum terlalu mengerti. Banyak yang nanya-nanya soal teknis pelaksanaan dan siapa saja calonnya,” ujar analis kebijakan Migrant Care Wahyu Susilo, Minggu (30/3).
BACA JUGA: Enam Perwakilan Negara Gelar Coblosan Pileg
Dari data yang diperoleh, di antara sekitar tujuh ribu WNI yang menggunakan hak suaranya kemarin, hanya sekitar tiga ribu orang yang terdaftar dalam DPT dan sisanya tidak terdaftar secara resmi sebelumhya. Menurutnya, kondisi itu juga memungkinkan munculnya pertanyaan mengenai validitas DPT di Hongkong yang mencapai 117.065. “Pantauan kami, masih banyak sisa logistik pemilu (surat suara), sehingga harus dipastikan tidak ada penyalahgunaan untuk kepentingan penggelembungan suara,” ungkapnya.
Atas semua situasi tersebut, Migrant Care mendesak PPLN Hongkong dan KPU untuk melakukan perbaikan dan validasi terhadap DPT Hongkong untuk pilpres pada Juli mendatang. Migrant Care juga meminta agar sosialisasi seputar kepemiluan dapat secara aktif dilakukan di lokasi-lokasi yang menjadi area kumpul buruh migrant.
BACA JUGA: Coblosan Pileg di KBRI Beijing Tanpa Gangguan
"Sementara untuk Panwaslu Hongkong dan Bawaslu RI harus memastikan bahwa sisa logistik pemilu (surat suara) yang masih sangat besar jumlahnya aman dan tidak ada penyalahgunaan untuk kepentingan penggelembungan suara. Demikian juga untuk surat suara yang telah di coblos, harus aman hingga penghitungan suara tanggal 9 April mendatang," tuturnya. (bay/mia/c1/agm)
BACA JUGA: Bawaslu Pantau Langsung Coblosan di Hongkong
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parpol Tetap Saja Libatkan Anak-anak
Redaktur : Tim Redaksi