jpnn.com, JAKARTA - Perselisihan antara Mike Tramp dan Vito Bratta masih terus berlangsung hingga saat ini.
Keduanya bahkan belum berbicara satu sama lain sejak White Lion tampil pada konser terakhirnya di Boston, September 1991.
BACA JUGA: Adik Ayu Azhari Nikahi Hijabers Kaya Raya
Sekitar 20 tahun sejak White Lion bubar, profil Vito sebagai gitaris sepertinya menghilang. Sedangkan Mike masih terus aktif bermusik.
Dia masih tetap rekaman dan tur sebagai artis solo bersama band Freak of Nature, The Rock N Roll Circuz, dan yang terbaru Band of Brothers.
BACA JUGA: Keluarga Sudahi Polemik, Fokus ke Masa Depan Dua Putri Yana Zein
Pada 2008, Mike pernah berusaha menghidupkan White Lion dengan album Return of the Pride dengan personel baru.
Dua tahun kemudian, Mike menyerahkan kepemilikan nama White Lion kepada Vito dalam sebuah kesepakatan di luar pengadilan.
BACA JUGA: Nurzaman Gelar Tahlilan Yana Zein, Ibu dan Dua Putrinya Absen
Meski begitu, hingga saat ini, Mike terus ditanyai soal kemungkinan reuni White Lion dalam setiap wawancara yang dia lakukan.
Tapi, dia tetap tidak mau membangkitkan lagi band yang telah membesarkan namanya itu.
“Masalahnya adalah saya tidak mau lagi bermain bersama Vito Bratta untuk apa pun di dunia ini. Saya tidak mau menghabiskan waktu bersama dia. Kami belum pernah berbicara lagi dalam banyak tahun," kata Mike Tramp dalam wawancara dengan Rock Talk With Mitch Lafon yang dilansir Blabbermouth.
"Tidak ada yang harus dibicarakan. Dia tidak punya apa pun untuk ditawarkan. Dan saya akan membiarkannya tenang. Karena saya tidak butuh dia dan saya tidak akan kembali dan melakukannya,” lanjut Mike.
Selepas dari White Lion dan meniti karier solo, Mike menampilkan banyak lagu kondang White Lion dengan Band of Brothers dalam versi modern.
Suami Ayu Azhari itu mengklaim, para penggemarnya menyukai itu karena Mike tidak tampil sebagai White Lion.
“Ini bukanlah versi pengulangan band yang menampilkan pemain bass dan logonya,” tandasanya. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nisan Yana Zein Baru Ditulis di Atas Gundukan Tanah
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh