jpnn.com, BATAM - CEO Infinite Framework Studio (IFS), Mike Wiluan sangat optimis ekonomi digital dapat Berjaya di Batam.
"Batam bagus, masih terang benderang. Apalagi pasar Indonesia masih sangat luar biasa. Banyak orang muda yang bersemangat dengan bisnis digital," kata pria berambut gondrong ini.
BACA JUGA: Alamak! Satu Keluarga Tertangkap Basah Mencuri Tas
Menurut Mike, meskipun Batam tengah dilanda kelesuan ekonomi global, Batam tetaplah pintu masuk utama yang strategis bagi Indonesia, khususnya investor dari luar negeri.
Makanya dia telah membangun IFS sejak 10 tahun lalu. "IFS sudah lebih 10 tahun di Batam dan kita kembangkan anak muda dari seluruh Indonesia di sini," terangnya belum lama ini.
BACA JUGA: Sita Puluhan Ribu HP Ilegal, Kinerja Bea Cukai Kepri Diapresiasi
Dalam perjalanannya, saat ini 30 persen dari karyawan IFS diisi anak-anak muda Batam yang memiliki kompetensi tinggi di bidang informasi dan teknologi (IT).
"Dalam 10 tahun saja, Batam bisa sumbang 30 persen karyawan IFS. Potensi bisnis digital lewat potensi bisnis start up yang dikembangkan anak muda sangat bagus untuk dikembangkan di Batam," katanya lagi.
BACA JUGA: Libur Panjang, Nongsa Dikepung 1500 Wisman
Untuk semakin mengembangkan ekonomi digital di Batam, Mike yang juga anak dari taipan Citramas, Kris Wiluan telah menjajaki hubungan kerjasama dengan industri kreatif di Bandung dan Jogja.
Menurut Mike, industri kreatif di tanah Jawa sudah berkembang sedemikian rupa dengan memanfaatkan IT. "Ini merupakan strategi link up Batam ke Jogja dan Bandung untuk kembangkan potensi anak muda di sini. Ingat Batam itu adalah kota terdepan dekat Singapura dan Malaysia," jelasnya.
Dia juga menuturkan pihaknya telah mencoba berkoordinasi dengan pemerintah setempat seperti Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk membangun sebuah IT Centre.
"Pemerintah harus mendukung. Peran bisnis digital dalam industri itu tinggi sekali. Harus bergerak semua," ungkapnya.
Apalagi saat ini istilah IT sudah sangat luas cakupannya. Menurutnya IT adalah istilah kuno 10 tahun lalu. "Sekarang IT itu banyak, ada coding, development, gaming, infrastruktur, lifestyle, tehnik dan lainnya," paparnya lagi.
Dengan dasar tersebut, maka Citramas mendirikan Nongsa Digital Park (NDS) yang dicanangkan akan dikembangkan hingga menyamai pusat data milik perusahaan raksasa di bidang komunikasi, Google.
"Nongsa Digital Park itu menaungi beberapa usaha luar negeri untuk masuk dalam area khusus bisnis digital agar bisa memulai digital start up," terangnya lagi.
Pada awalnya, NDS hanya merekrut beberapa anak-anak saja. Untuk tahap awal, NDS akan membangun 10 unit digital office yang diperuntukan sebagai digital start up. Baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri, NDS diharapkan dapat mencetak technopreneur muda Indonesia yang dapat berkiprah di Digital Network Internasional.
Nongsa Digital Park telah mendapatkan komitmen dari beberapa perusahaan start up dari luar negeri, untuk investasi serta relokasi di Nongsa.
Direncanakan pada kwartal pertama 2018, sudah ada 3 unit IT bangunan di Nongsa Digital Park beroperasi. Nongsa Digital Park dapat menjadi kampusnya data center.
“Semua pake ponselkan, (data centernya,red) sekarang disimpan di Singapura. Dengan adanya ini (Nongsa Digital Park,red), kita di sini, kelola di sini,” ujarnya.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Korban Jerit Histeris di Rumah Sakit, Anakku, Anakku, Anakku...
Redaktur & Reporter : Budi