Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang

Senin, 09 Desember 2024 – 07:07 WIB
Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang berkuasa sejak Juli 2000 akhirnya tumbang dari kekuasaannya setelah kelompok perlawanan bersenjata mengalahkan pasukannya. Foto: REUTERS

jpnn.com, DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar al-Assad yang berkuasa selama hampir seperempat abad akhirnya terguling dari jabatannya.

Politikus berlatar belakang dokter mata itu tergusur oleh pasukan perlawanan antipemerintah hingga akhirnya kabur ke mancanegara.

BACA JUGA: Bashar al Assad: Erdogan Adalah Seorang Pencuri

Bashar al-Assad naik ke kursi kekuasaan pada 17 Juli 2000 setelah mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Hafez al-Assad, yang notabene Presiden ke-18 Suriah.

Hafez yang dikenal sebagai tokoh Partai Baath memimpin Suriah selama periode 14 Maret 1971 hingga kematiannya pada 10 Juni 2000.

BACA JUGA: Pergulatan setelah ISIS Kalah di Iraq dan Syria

Keberadaan Bashar al-Assad sudah tidak diketahui sejak Jumat lalu (6/12/2024) seiring keberhasilan pasukan militan bersenjata pimpinan Abu Mohammad al-Julani merebut kota-kota penting di Suriah.

Julani memimpin kelompok perlawanan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang pernah terafiliasi dengan Al-Qaeda.

BACA JUGA: Beda dengan Turki, Suriah Diperlakukan Seperti Anak Tiri oleh Dunia

Sabtu lalu (7/12/2024), pasukan HTS berhasil merebut dan menguasai Homs dari tentara Suriah. Homs merupakan kota ketiga terbesar di Suriah setelah Damaskus dan Aleppo.

Keberhasilan HTS merebut Homs dari tentara pemerintah langsung menjadi ancaman bagi Bashar yang didukung Rusia dan Iran.

Begitu berhasil menguasai Homs, HTS yang dikenal sebagai kelompok Islam Suni langsung mengerahkan pasukannya mendekati Damaskus.

Namun, Julani menginstruksikan pasukannya yang telah merebut ibu kota Suriah itu menjauhi kantor-kantor institusi publik.

“… dilarang keras mendekati institusi-institusi publik yang akan tetap berada di bawah pengawasan mantan perdana menteri hingga secara resmi diserahterimakan,” ujarnya melalui psan di Telegram.

Selain itu, Julani juga mewanti-wanti pasukannya tidak mengobral peluru. “… dilarang menembakkan peluru ke udara.”

Rusia yang menjadi sekutu dekat Bashar pun mengabarkan soal Presiden ke-19 Suriah itu telah lengser. Negeri pimpinan Vladimir Putin itu kini telah menampung Bashar dan keluarganya.

“Sebagai hasil dari negosiasi antara Bashar Assad dan sejumlah peserta dalam konflik bersenjata di wilayah Republik Arab Suriah, dia memutuskan mengundurkan diri dari jabatan presiden dan meninggalkan negara itu, memberikan instruksi untuk transfer kekuasaan secara damai,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Perdana Menteri Suriah Mohammed Ghazi al-Jalali menyatakan siap menyerahkan pemerintahannya kepada kelompok perlawanan.

“Saya berada di rumah dan belum pergi karena ini adalah bagian dari negeri saya,” ujarnya.

Runtuhnya Dinasti Assad di Suriah langsung disambut sukacita oleh rakyat di negeri yang sejak 2010 dilanda konflik bersenjata itu.

Patung dan gambar Hafez al-Assad yang banyak menghiasi berbagai penjuru Suriah pun dirusak.(TehranTimes/JPost/AlArabiya/jpnn.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler