Militer Myanmar Kembali Lepas Tembakan, Demonstran Tewas di 3 Kota

Minggu, 02 Mei 2021 – 22:39 WIB
Petugas polisi anti huru hara mengamankan demonstrator saat aksi protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Selasa (2/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/rwa

jpnn.com, YANGON - Pasukan keamanan Myanmar melepaskan tembakan ke beberapa protes terbesar terhadap pemerintahan militer dalam beberapa hari, hingga menewaskan sedikitnya lima orang demonstran pada Minggu.

Demonstrasi, yang masih terus berlangsung selama tiga bulan sejak kudeta militer pada Februari, dikoordinasikan dengan aksi-aksi protes lain di komunitas Myanmar di seluruh dunia untuk menandai apa yang oleh penyelenggara disebut "revolusi musim semi global Myanmar".

BACA JUGA: Myanmar Makin Berantakan, Warganya Memilih Kabur ke Thailand

"Guncang dunia dengan suara persatuan rakyat Myanmar," kata penyelenggara demonstrasi dalam sebuah pernyataan.

Kelompok demonstran, beberapa di antaranya dipimpin oleh para biksu Buddha, berjalan melalui kota-kota termasuk pusat komersial Yangon dan Mandalay.

BACA JUGA: LaNyalla Berharap Pertemuan Pemimpin ASEAN Selesaikan Krisis di Myanmar

Dua orang ditembak dan dibunuh di pusat Kota Wetlet, menurut laporan media Myanmar Now. Sementara dua orang lagi tewas di wilayah Shan.

Satu orang juga tewas di kota penghasil giok Hpakant, seperti dilaporkan Grup Berita Kachin.

BACA JUGA: Rusia Dukung Upaya ASEAN Selesaikan Krisis Myanmar

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut dan juru bicara militer Myanmar tidak menjawab permintaan tanggapan.

Unjuk rasa hanyalah salah satu masalah yang diakibatkan oleh penggulingan pemerintah terpilih yang dipimpin peraih Nobel, Aung San Suu Kyi.

Perang dengan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan terpencil di utara dan timur telah meningkat secara signifikan selama tiga bulan terakhir, membuat puluhan ribu warga sipil mengungsi, menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di beberapa tempat, warga sipil dengan senjata telah bertempur dengan pasukan keamanan sementara di daerah pusat fasilitas militer dan pemerintah yang telah diamankan selama beberapa generasi telah dilanda serangan roket dan gelombang ledakan kecil yang tidak dapat dijelaskan.

UNDP memperingatkan pekan lalu bahwa dampak pandemi dan krisis politik dapat menyebabkan sebanyak 25 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan pada tahun 2022.

Militer membenarkan tindakan kudeta untuk merebut kekuasaan karena keluhannya atas kecurangan dalam pemilu November tahun lalu, yang dimenangi oleh partai Suu Kyi, tidak ditangani oleh komisi pemilihan yang menganggap pemilu itu telah berlangsung secara adil.

Suu Kyi (75) telah ditahan sejak kudeta bersama dengan banyak anggota partainya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler