Militer Myanmar tak Pedulikan Misi Damai dari Utusan Khusus ASEAN

Senin, 04 Oktober 2021 – 22:01 WIB
Pengunjuk rasa dari Myanmar yang tinggal di Jepang melakukan unjuk rasa melawan militer Myanmar setelah merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dan menangkap pemimpinnya Aung San Suu Kyi, di Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Tokyo, Jepang (1/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS / Issei Kato/aww.

jpnn.com, JAKARTA - Militer Myanmar tak menanggapi  positif upaya utusan khusus yang ditunjuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membantu penyelesaian krisis di negara itu.

Sikap militer Myanmar seperti itu diungkapkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi setelah dia mengikuti rangkaian pertemuan para menlu ASEAN secara virtual pada Senin.

BACA JUGA: Indonesia Kirim Bantuan Alkes Senilai Rp 2,9 M ke Myanmar

“Sejak pertemuan ASEAN Leaders’ Meeting enam bulan lalu di Jakarta, saya sampaikan tidak ada perkembangan signifikan di Myanmar,” kata Retno kepada media massa. 

Dia merujuk pada pertemuan para pemimpin ASEAN yang khusus dilakukan guna membahas isu Myanmar.

BACA JUGA: Kemarin Puji Hasil KTT di Jakarta, Kini Junta Myanmar Tolak Utusan ASEAN

Menurut Menlu RI, sejak awal krisis politik di Myanmar --yang dipicu kudeta oleh militer terhadap pemerintah terpilih negara itu, ASEAN sebagai keluarga telah menawarkan bantuan untuk membantu Myanmar agar situasi tidak makin memburuk.

Untuk itu, para pemimpin ASEAN telah bertemu dan menyepakati Konsensus Lima Poin, yang salah satunya berupa penunjukan utusan khusus ASEAN untuk Myanmar guna membantu memfasilitasi mediasi proses dialog di antara seluruh pihak di Myanmar.

BACA JUGA: Sekjen PBB Desak Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi Sekarang Juga

Namun, dua bulan sejak ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, Menlu II Brunei Darussalam Erywan Yusof belum dapat mengunjungi negara itu untuk membantu proses perdamaian.

“Utusan khusus menyampaikan adanya tantangan, termasuk masalah kunjungan dan akses untuk bertemu dengan semua pihak,” tutur Menlu Retno.

Merespons perkembangan tidak menggembirakan atas situasi di Myanmar, sebagian besar negara anggota ASEAN disebut menyampaikan kekecewaan menyangkut implementasi Konsensus Lima Poin. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler