Mimpi Buruk Chelsea di Bulan November

Selasa, 20 November 2012 – 06:10 WIB
TURIN - Chelsea adalah klub yang familier di Italia. Itu karena Chelsea kerap memakai jasa pemain sekaligus pelatih asal Italia. Pelatihnya saat ini saja dari Italia, Roberto di Matteo. Bersama Gianluca Vialli, Di Matteo menorehkan sejarah sebagai seseorang yang pernah menjadi pemain sekaligus pelatih Chelsea non-Inggris Raya.
 
Laga di kandang Juventus dini hari nanti (siaran langsung SCTV kickoff 02.45 WIB) memiliki arti penting bagi Di Matteo. Yakni, pertandingan pertamanya di negerinya sendiri setelah meninggalkan Italia 16 tahun. Pada 1996, Di Matteo yang berstatus sebagai pemain itu digaet Chelsea dari Lazio.
 
Namun, laga yang semestinya spesial tersebut mungkin dirasakan berbeda oleh Di Matteo. Itu seiring munculnya spekulasi apabila jabatan pelatih yang musim lalu mempersembahkan gelar Liga Champions dan Piala FA itu tidak aman. Penyebabnya adalah rentetan hasil buruk Chelsea beberapa pekan terakhir.
 
Dalam tujuh laga terakhir, Chelsea kalah tiga kali dan hanya menang dua kali. Kekalahan 1-2 dari West Bromwich Albion akhir pekan lalu (17/11) kabarnya memicu keributan di ruang ganti. Kiper Petr Cech yang berstatus kapten tim seiring cederanya John Terry dan Frank Lampard dikabarkan bersitegang dengan Di Matteo.
 
Seperti dilansir Daily Mail, Cech dikabarkan uring-uringan dengan strategi Di Matteo yang membuat goyah pertahanan Chelsea. "Saya memang mengubah taktik normal kami saat menghadapi West Brom," kata Di Matteo seperti dikutip London 24.
 
Untuk diketahui, Cech merupakan salah satu pemain senior yang memiliki akses langsung dengan Abramovich. Kasus lengsernya beberapa pelatih Chelsea seperti Luiz Felipe Scolari maupun Andre Villas-Boas banyak disebut salah satunya karena Abramovich mendengarkan keluhan pemain senior.
 
Karena itu, jika kembali menuai hasil negatif dari Juve, yang otomatis mengancam peluang Chelsea lolos ke babak 16 besar, jabatan Di Matteo bisa di ujung tanduk. Ingat, seusai lawatan dari Juve, Chelsea harus menghadapi pimpinan klasemen Premier League Manchester City (25/11).
 
"Banyak orang mengganggap November sebagai bulan buruk bagi Chelsea setelah melihat capaian kami sejauh ini. Tapi, kami masih memiliki tiga laga sisa untuk mengubah anggapan itu," tutur Di Matteo.
 
Tidak berbeda jauh dengan Chelsea, Juve juga menorehkan hasil buruk bulan ini. Nyonya Tua " sebutan Juve " bahkan mengawalinya dengan tumbangnya rekor unbeaten mereka di Serie A menyusul kekalahan 1-3 di kandang sendiri dari Inter Milan (3/11).
 
Juve memang segera bangkit dengan menang beruntun atas Pescara dan FC Nordsjaelland plus membukukan sepuluh gol. Tapi, hasil imbang 0-0 kontra Lazio akhir pekan lalu (17/11) menunjukkan apabila superioritas Juve belum sepenuhnya kembali.
 
"Striker-striker yang dimiliki Juve masih minim jam terbang Eropa dan kebingungan ketika menghadapi laga-laga besar," kritik Vialli kepada Tuttosport.
 
Jika Mirko Vucinic masih absen karena belum pulih dari kebugaran ditambah sakit demam, tugas lini depan Juve makin berat. "Juve memang tim paling subur di Serie A musim ini, tapi sebagian besar gol mereka berasal dari pemain tengah," sambung mantan striker Juve periode 1992-1996 atau sebelum hengkang ke Chelsea itu. (dns)

November Nightmares The Blues  

3 November  v Swansea City (away)     1-1 (Premier League)
7 November v  Shakhtar Donetsk          3-2 (Liga Champions)
11 November v Liverpool (home)           1-1 (Premier League)
17 November v West Brom (away)        1-2 (Premier League)
20 November v Juventus (away)            " (Liga Champions)
25 November v Man City (home)            " (Premier League)
28 November v Fulham (home)             " (Premier League)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kagawa Nominasi Terbaik di Asia

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler