MIMPI buruk 3.200 penumpang kapal pesiar Carnival Triumph yang mengalami kerusakan mesin hingga harus terombang-ambing di lautan tanpa fasilitas listrik selama empat hari berakhir sudah. Mereka tiba di Pelabuhan Mobile, Alabama, pada Kamis malam waktu setempat (14/2) atau dini hari Jumat WIB (15/2).
SAYUP-SAYUP terdengar teriakan penumpang dari atas Carnival Triumph yang tengah mendekati Pelabuhan Mobile, Alabama, Amerika Serikat. "Ayo, cepat turunkan saya! Turunkan saya!". Suara dengan nada tidak sabar itu berasal dari tengah antrean penumpang yang menunggu keluar menuju dermaga.
Sebuah poster dengan tulisan tangan terbaca, "Selamat Datang di Alabama!". Poster lainnya bertulisan "Kapal ini hanya mengambang. Jadi, ini adalah sampah". Seorang penumpang asal Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di daratan mengungkapkan perasaan bahagianya. "Saya merasa begitu luar biasa setelah melihat daratan dan bangunan. Bagian paling mengerikan adalah kami tidak tahu kapan kami bisa kembali ke daratan," katanya.
Antrean panjang terlihat di atas geladak kapal sepanjang 275 meter tersebut. Mereka melambaikan tangan dan bersorak ke arah orang-orang yang menunggu di pinggir pantai.
Perlu waktu enam jam untuk menarik Carnival Triumph sejauh 50 kilometer menuju galangan di Pelabuhan Mobile. Carnival merupakan kapal terbesar yang pernah berlabuh di Mobile.
Seorang penumpang, Janie Baker, kepada NBC melalui telepon mengisahkan bahwa kondisi kapal sangat kacau. Tidak ada listrik dan hanya beberapa toilet yang berfungsi. "Saya harus menggunakan kantong plastik saat ke toilet. Saya juga melihat seorang perempuan pingsan saat menunggu antrean makanan," kisahnya.
Penumpang lain yang terlihat masih frustrasi, Jani Esparza, juga mengisahkan pengalaman buruknya selama empat hari di atas kapal. "Mengerikan. Fasilitas kamar mandinya buruk sekali dan kita tidak mem-flush (menyiram) toiletnya. Tidak ada listrik dan kamar kami benar-benar gelap. Jujur, kami berpikir seharusnya tidak berlayar lagi," keluhnya.
Carnival Corp, operator Carnival Triumph, adalah perusahaan yang juga menaungi Costa Concordia. Kapal Costa karam setelah menabrak karang di perairan Tuscan, Italia, Januari tahun lalu dan menewaskan 32 orang.
CEO Carnival Gerry Cahill kembali menyatakan permintaan maaf karena buruknya kondisi di dalam kapal. "Sebenarnya, kami merasa bangga bisa menyediakan pengalaman liburan luar biasa kepada tamu-tamu kami, tapi dalam kasus ini kami gagal total," ujarnya.
Sang direktur yang sedang dalam tekanan berbagai pihak tersebut memberanikan diri menemui penumpang di atas kapal untuk meminta maaf secara langsung. Meski sejumlah penumpang lain sudah tidak ada di lokasi.
Namun, bagi sebagian penumpang yang kecewa, seperti Norma Reyes, pernyataan maaf tersebut sedikit terlambat. "Kondisi di lorong geladak kapal ini sudah mengandung racun. Penuh dengan air kencing. Sangat mengerikan. Andai kapal tersebut terbakar dan mereka (kru) tidak bisa mengatasinya, ke mana kami (penumpang) harus pergi" Pilihannya hanya mengapung di lautan atau mati," protes pria yang menegaskan tidak akan pesiar menggunakan kapal Carnival lagi.
Namun, ada juga penumpang yang memaafkan dan memuji kerja keras para kru selama insiden berlangsung. "Mereka (kru kapal) bekerja dengan baik untuk menyemangati kami," terang Brett Klausman.
Para penumpang kemudian diantar dengan menggunakan bus menuju Galveston, Texas, pelabuhan terdekat dari Mobile. Jaraknya tujuh jam perjalanan. Penumpang lain ditawarkan ke New Orleans. Di kota itu, Carnival Corp telah memesan 1.500 kamar hotel. Jaraknya dua jam perjalanan.
Perusahaan tersebut mengembalikan uang tiket secara penuh dan potongan harga untuk paket liburan lain. Carnival juga mengumumkan, Rabu (13/2) penumpang akan mendapatkan kompensasi tambahan USD 500 (Rp 4,8 juta).
Kisah liburan penumpang Carnival Triumph berubah menjadi mimpi buruk setelah ada bagian mesin yang terbakar saat berada di perairan Meksiko. Kebakaran itu mengakibatkan posisi kapal miring, hampir tenggelam di Teluk Meksiko. Akibatnya, 4.200 penumpang dan kru harus hidup dalam kengerian selama empat hari terombang-ambing di lautan. (cak/c6/dos)
SAYUP-SAYUP terdengar teriakan penumpang dari atas Carnival Triumph yang tengah mendekati Pelabuhan Mobile, Alabama, Amerika Serikat. "Ayo, cepat turunkan saya! Turunkan saya!". Suara dengan nada tidak sabar itu berasal dari tengah antrean penumpang yang menunggu keluar menuju dermaga.
Sebuah poster dengan tulisan tangan terbaca, "Selamat Datang di Alabama!". Poster lainnya bertulisan "Kapal ini hanya mengambang. Jadi, ini adalah sampah". Seorang penumpang asal Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di daratan mengungkapkan perasaan bahagianya. "Saya merasa begitu luar biasa setelah melihat daratan dan bangunan. Bagian paling mengerikan adalah kami tidak tahu kapan kami bisa kembali ke daratan," katanya.
Antrean panjang terlihat di atas geladak kapal sepanjang 275 meter tersebut. Mereka melambaikan tangan dan bersorak ke arah orang-orang yang menunggu di pinggir pantai.
Perlu waktu enam jam untuk menarik Carnival Triumph sejauh 50 kilometer menuju galangan di Pelabuhan Mobile. Carnival merupakan kapal terbesar yang pernah berlabuh di Mobile.
Seorang penumpang, Janie Baker, kepada NBC melalui telepon mengisahkan bahwa kondisi kapal sangat kacau. Tidak ada listrik dan hanya beberapa toilet yang berfungsi. "Saya harus menggunakan kantong plastik saat ke toilet. Saya juga melihat seorang perempuan pingsan saat menunggu antrean makanan," kisahnya.
Penumpang lain yang terlihat masih frustrasi, Jani Esparza, juga mengisahkan pengalaman buruknya selama empat hari di atas kapal. "Mengerikan. Fasilitas kamar mandinya buruk sekali dan kita tidak mem-flush (menyiram) toiletnya. Tidak ada listrik dan kamar kami benar-benar gelap. Jujur, kami berpikir seharusnya tidak berlayar lagi," keluhnya.
Carnival Corp, operator Carnival Triumph, adalah perusahaan yang juga menaungi Costa Concordia. Kapal Costa karam setelah menabrak karang di perairan Tuscan, Italia, Januari tahun lalu dan menewaskan 32 orang.
CEO Carnival Gerry Cahill kembali menyatakan permintaan maaf karena buruknya kondisi di dalam kapal. "Sebenarnya, kami merasa bangga bisa menyediakan pengalaman liburan luar biasa kepada tamu-tamu kami, tapi dalam kasus ini kami gagal total," ujarnya.
Sang direktur yang sedang dalam tekanan berbagai pihak tersebut memberanikan diri menemui penumpang di atas kapal untuk meminta maaf secara langsung. Meski sejumlah penumpang lain sudah tidak ada di lokasi.
Namun, bagi sebagian penumpang yang kecewa, seperti Norma Reyes, pernyataan maaf tersebut sedikit terlambat. "Kondisi di lorong geladak kapal ini sudah mengandung racun. Penuh dengan air kencing. Sangat mengerikan. Andai kapal tersebut terbakar dan mereka (kru) tidak bisa mengatasinya, ke mana kami (penumpang) harus pergi" Pilihannya hanya mengapung di lautan atau mati," protes pria yang menegaskan tidak akan pesiar menggunakan kapal Carnival lagi.
Namun, ada juga penumpang yang memaafkan dan memuji kerja keras para kru selama insiden berlangsung. "Mereka (kru kapal) bekerja dengan baik untuk menyemangati kami," terang Brett Klausman.
Para penumpang kemudian diantar dengan menggunakan bus menuju Galveston, Texas, pelabuhan terdekat dari Mobile. Jaraknya tujuh jam perjalanan. Penumpang lain ditawarkan ke New Orleans. Di kota itu, Carnival Corp telah memesan 1.500 kamar hotel. Jaraknya dua jam perjalanan.
Perusahaan tersebut mengembalikan uang tiket secara penuh dan potongan harga untuk paket liburan lain. Carnival juga mengumumkan, Rabu (13/2) penumpang akan mendapatkan kompensasi tambahan USD 500 (Rp 4,8 juta).
Kisah liburan penumpang Carnival Triumph berubah menjadi mimpi buruk setelah ada bagian mesin yang terbakar saat berada di perairan Meksiko. Kebakaran itu mengakibatkan posisi kapal miring, hampir tenggelam di Teluk Meksiko. Akibatnya, 4.200 penumpang dan kru harus hidup dalam kengerian selama empat hari terombang-ambing di lautan. (cak/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meteorit Jatuh di Rusia Seperti Film Armageddon
Redaktur : Tim Redaksi