MIND ID Dukung Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Mineral

Rabu, 18 September 2024 – 21:40 WIB
MIND ID berkomitmen mendukung pemerintah dalam pengelolaan mineral kritis dan strategis untuk meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat dan negara. Foto: Dokumentasi MIND ID

jpnn.com, JAKARTA - BUMN Holding Pertambangan Indonesia (MIND ID) berkomitmen mendukung pemerintah dalam pengelolaan mineral kritis dan strategis untuk meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat dan negara.

Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf mengungkapkan sebagai holding industri pertambangan, MIND ID berkomitmen penuh dalam mendukung strategi pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional dan meningkatkan nilai tambah mineral strategis.

BACA JUGA: Peringati Haornas 2024, MIND ID Konsisten Mendukung Kebangkitan Olahraga di Indonesia

"MIND ID senantiasa melaksanakan praktik pertambangan berkelanjutan serta mendorong komitmen hilirisasi baik sektor nikel maupun tembaga. Upaya hilirisasi juga diharapkan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Heri dikutip, Rabu (18/9).

Heri menjelaskan Grup MIND ID berhasil menuntaskan proyek strategis nasional di bidang mineral kritis.

BACA JUGA: MIND ID Pamerkan Proyek Hilirisasi Ekosistem EV di The 7th ICEF 2024

Terbaru, Anggota Holding MIND ID, PT Freeport Indonesia (PTFI) meresmikan proyek smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Sepanjang 2023, Grup MIND ID berhasil menyelesaikan sejumlah proyek, seperti ekspansi smelter tembaga di Gresik, Smelter Feni Haltim P3FH, Maluku Utara, Proyek PLTU Sumsel 8, Sumatra Selatan dan Pengembangan Ekosistem EV Battery.

BACA JUGA: Strategi Grup MIND ID Mitigasi Korupsi di Perusahaan  

Dalam mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga telah melakukan joint venture dengan perusahaan baterai EV terbesar asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Proyek lainnya ialah pengembangan kawasan Industri Bukit Asam Coal Based Industrial, Sumatra Selatan Estate (BACBIE) serta pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung, Sumatra Utara.

Grup MIND ID pun kini secara aktif mengawal sejumlah proyek strategis seperti PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bakal berfokus meningkatkan kapasitas produksi aluminium nasional.

Antara lain Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dan proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi.

Kemudian, optimalisasi Smelter Kuala Tanjung di Sumatera Utara yang ditargetkan meningkatkan kapasitas produksi pada 2024-2025 dan proyek Diversifikasi Aluminium Remelt PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA).

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury mengatakan mineral kritis memiliki peranan penting dalam era transisi energi di masa mendatang.

"Dengan upaya mengatasi perubahan iklim dan bagaimana kita mendukung transisi energi, permintaan mineral kritis akan meningkat lebih dari enam kali lipat dari saat ini," ujar Pahala.

Pahala melanjutkan peran Indonesia makin krusial dengan melimpahnya sumber daya mineral kritis seperti nikel dan tembaga.

Sebab, kedua mineral itu merupakan bahan baku utama dalam memproduksi baterai kendaraan listrik.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto mengatakan Indonesia memiliki sumber daya mineral yang krusial dalam upaya transisi energi global.

Sumber daya mineral yang sangat besar harus dikembangkan untuk kemakmuran rakyat.

Dia menilai Indonesia sudah mulai mengembangkan industri bernilai tambah.

"Jika kita menambang dan mengekspor tanpa memproses mineral-mineral ini maka selamanya kita akan selalu menjadi negara pertambangan," ujar Seto.

Seto menambahkan upaya peningkatan nilai tambah komoditas mineral dilakukan Indonesia untuk sektor nikel. Pada 2014, nilai ekspor nikel Indonesia mencapai USD 2,9 miliar dimana sebesar 45 persen merupakan bijih nikel.

Kebijakan larangan ekspor bijih nikel yang dilakukan Indonesia pada 2020 berdampak positif pada peningkatan nilai tambah yang mencapai USD 34 miliar.

Tidak hanya bermanfaat pada peningkatan nilai tambah untuk negara, kebijakan hilirisasi nikel juga terbukti memberikan dampak positif pada peningkatan perekonomian dan pembangunan daerah. (mcr10/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler