Minta Gaji Malah Ditodong Senjata

Jumat, 26 Oktober 2012 – 15:31 WIB
BANDAR PETALANGAN-- Harun dan M Saher, warga Desa Rawang Empat Lubuk Keranji Kecamatan Bandar Petalangan kabupaten Pelalawan, Rabu (25/10) malam pukul 19.30 wib, diancam dan ditodong dengan senjata jenis Airsoftgun oleh Kontraktor pembangunan Rumah Sehat Sederhana (RSS) atas nama M Asrie Ivo alias Koly.

Kejadian berawal tatkala Harun dan M saher menjumpai Koly di salah satu RSS, mereka bermaksud meminta upah kerja pengecatan di RSS. Namun, malang nasib Harun dan M saher, bukan uang hasil keringat yang diterima oleh mereka, malah ancaman akan ditembak dengan senjata Airsoftgun oleh M Asrie Ivo itu. Tidak hanya perlakuan ancaman dan todongan senjata saja yang diterima oleh dua orang warga Lubuk Keranji itu, Koly juga sempat meletuskan senjatanya namun diarahkan ketempat lain

M saher, ketika dikonfirmasi Riau Pos (Grup JPNN), Kamis (25/10) menyebutkan bahwa Rabu (25/10) malam pukul 19.30 wib, dai (M Saher,red) dan seorang rekannya bernama Harun, telah diancam akan ditembak oleh Koly karena mereka menuntut upah kerja, namun Koly terkesan enggan untuk membayarnya.

" Senjatanya diacungkan kemuka saya, kemudian Koly berkata " ku tembak kau nanti mau macam-macam kau sama aku," beber M Saher menirukan ancaman Koly.

Sementara itu, Harun juga menambahkan, saat itu Koly juga meletuskan senjatanya, namun tidak diarahkan ke wajah mereka.“Senjata sempat diletuskan satu kali, seketika kami takut dan berlarian menyelamatkan diri dan memanggil warga”, ungkap Harun dengan nada menggigil dan ketakutan.

Mendengar letusan senjata tersebut, sontak warga sekitar berhamburan keluar dan mendatangi sumber suara letusan. Alhasil, hanya hitungan menit hampir 200 orang warga mendatangi dan mengerumuni sumber letusan disalah satu RSS. Warga sempat terpancing emosinya, manakala Harun dan M Saher menceritakan kejadiannya, sontak warga nyaris menghakimi pelaku penodongan, Koly. Beruntung ada warga yang menelpon pihak Kepolisian, tak berselang lama, sejumlah anggota Polsek Bunut pun tiba di

" Ketika kami tanyakan ke Koly, dia mengaku bahwa letusan itu hanya senapan angin, kami tetap ngotot menanyakan mana senjata itu. Tak lama kemudian, datanglah petugas Kepolisian Bunut dipimpin langsung oleh Kanit Reskrim Turmin. Polisi dibantu warga menyusur kesemak-semak untuk mencari senjata yang diletuskan oleh Koly.

Alhasil senjata ditemukan, dan Koly tak menampik lagi bahwa senjata itu miliknya dan barusan diletuskan karena dia jengkel dengan warga yang menagih upah kerja. Sementara Koly mengatakan melakukan penodongan senjata tersebut karena saat itu belum memiliki uang," terang Basran, tokoh masyarakat setempat ketika dikonfirmasi Riau Pos, Kamis (25/10) seraya mengatakan, saat itu, Koly berusaha untuk melarikan diri, begitu juga dengan senjatanya dibuang ke semak-semak.

Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo melalui Kapolsek Bunut AKP Rustam Efendi didampingi Kanit Reskrim Polsek Bunut Turmin ketika dikonfirmasi Riau Pos, Kamis (25/10) memebenarkan adanya kejadian tindak pidana pengancaman terhadap korban Harun dan M Saher yang dilakukan oleh M Asrie ivo, yang terjadi di rawang empat kecamatan Bandar Petalangan.

" Saat saya mendapatkan laporan, saya dan angoota lainnya langsung bergerak ke lokasi. Yang terpikirkan saat itu, kami harus segera sampai ke lokasi guna menghindari penghakiman sendiri oleh warga. Beruntung, sesampai di lokasi, Koly dalam keadaan selamat tak kurang satu apa pun juga, dan tak satu pun mendapatkan pukulan dari warga yang emosi. Senjata jenis Airsoftgun turut kita amankan, dan dari dokumennya Koly mengantongi perizinannya hingga 2013. Saat ini pelaku Koly dan korban Harun dan M Saher, kita telah kita bawa ke Polres Pelalawan guna pengembangan kasus ini," terang Turmin.

Ditempat terpisah, Sekdes Lubuk Keranji Endi Jufry saat dikonfirmasi Riau Pos, Kamis (25/10) mengakui bahwa, Harun dan M Saher adalah warga asli Desa Lubuk Keranji yang bekerja di RSS sebagai tukang cat. Dan saat ini, pekerjaan mereka telah rampung sehingga kedua korban ini menuntut haknya kepada pelaku. Sementar itu, ancaman yang dilakukan Koly terhadap warga bukan kali ini saja. Bahkan Koly pernah mengancam pemilik rumah sehat atas nama Nugroho.

“Ancaman ini sering diterima oleh warga, hanya saja baru kali ini terbongkar. Kita menilai, apa yang dilakukan oleh Koly sangat tidak manusiawi dan tak beretika," sergah Endi.

Sementara itu, Tokoh Adat Petalangan Kabupaten Pelalawan Arifin yang bergelar Batin Bunut, menyebutkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Koly sangat tidak beradat.

" Petalangan dan Kabupaten Pelalawan ini adalah negeri yang masih kental nilai-nilai peradatannya, namun Koly seenaknya menginjak-nginjak tuah marwah itu. Masih beruntung Koly tidak tewas dihakimi massa, hal itu karena masyarakat masih memiliki kesadaran hukum. Seharusnya Koly tidak searogan ini dan jika ada persoalan mestinya bisa dibicarakan baik-baik. Untuk itu, kita harap institusi penegak hukum, harus jeli dalam menyikapi persoalan ini. Jika ada indikasi pelanggaran hukum, mesti ditegakan seadilnya. Dan jika terbukti bersalah proses sesuai hukum yang berlaku Karena dinegeri seiya sekata ini, tak ada satu pun yang kebal dengan hukum," sergah Arifin.

Informasi yang berhasil dirangkum, bahwa M Asrie Ivo alias Koly dinilai sangat arogan. Begitu juga dengan proses pengerjaan RSS yang dinilai asal jadi, yang menimbulkan banyak kritikan dari semua kalangan. Dengan demikian masyarakat berharap, agar institusi penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus ini, tanpa mau diintimidasi dan di dikte oleh pihak-pihak lain. (*2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Diduga Selingkuh, Suami Lapor Polisi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler