Minta PBB Blokir Lokasi Jatuh MH17

Minggu, 20 Juli 2014 – 06:06 WIB

jpnn.com - KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia khawatir bukti-bukti yang bisa mengungkap penyebab meledaknya pesawatt MH17 milik Malaysia Airlines di Ukraina sengaja dihilangkan.

Oleh karena itu Perdana Menteri Malaysia Najib Razak secara resmi meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turun tangan menjaga lokasi jatuhnya pesawat.

BACA JUGA: Total Korban Tewas di Jalur Gaza Capai 300 Orang

"Perdana Menteri sudah menelepon Sekretaris Jenderal PBB (Ban Ki-moon) meminta agar pasukan PBB secepatnya memblokir lokasi jatuhnya MH17, jangan biarkan ada pihak-pihak yang bisa merusak penyelidikan masuk. Sebab banyak bukti yang harus dijaga supaya tidak pindah dari tempatnya," ujar Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein di Hotel Marriot Putrajaya kemarin (19/7)

Dia berdalih saat ini wilayah jatuhnya pesawatt Malaysia Airlines terletak 400 kilomaeter dari pusat kota Ukraina, Kiev. Selain itu daerah tersebut juga merupakan zona krisis yang memungkinkan pemberontak pro-Rusia menyerang.

BACA JUGA: Israel Gunakan Senjata yang Dilarang

"Nanti malam (19/7) saya akan terbang kesana untuk berbicara dengan beberapa pejabat Ukraina terkait keamaan dan kelancaran kerja tim kita disana," katanya.

Pemerintah Malaysia telah mengirimkan Tim Bantuan Bencana dan Penyelamatan (SMART) yang akan membantu otoritas setempat untuk melakukan pencarian dan identifikasi korban pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17.

BACA JUGA: Barack Obama Dukung Serangan Israel ke Gaza

"Mereka baru tiba hari ini di Ukraina terdiri dari anggota militer, forensik, Departemen Penerbangan Sipil yang ahli. Semoga mereka bisa bekerja tanpa gangguan," ungkapnya.

Beberapa barang bukti yang harus segera ditemukan antara lain kotak hitam (black box) yang berisi rekaman suara di kabin dan kokpit serta data penerbangan di detik terakhir jatuhnya pesawatt MH17.

Selain itu juga perlu ditemukan serpihan senjata yang dipakai untuk meledakkan pesawat. "Itu semua penting untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini," tukasnya.

Hishammuddin meminta semua negara mendukung upaya Malaysia mendorong PBB untuk turun tangan mengamankan lokasi jatuhnya pesawatt MH17. Sebab tidak mungkin Malaysia bertindak sendiri untuk mencari penyebab kejadian tragis ini.

"Ini kejahatan internasional sehingga semua negara harus bersatu untuk mengungkap penyebab dan pelakunya," kata dia.

Penasehat Kerajaan Malaysia, Datuk Shamsul Baharuddin menambahkan, zona jatuhnya pesawatt MH17 masih rawan meskipun pemerintah Ukraina dan Rusia sudah menjamin keselamatan tim dari Malaysia.

"Kita tidak bisa sepenuhnya yakin Ukraina, atau Rusia menjamin aman, karena di lokasi itu masih dikuasai pemberontak bersenjata. Kita harus bisa dialog dengan mereka langsung," tegasnya.

Shamsul menilai ada beberapa pihak yang akan berupaya menghilangkan barang bukti di lokasi jatuhnya pesawatt MH17 untuk mengaburkan penyelidikan. Sebab, dari pecahan rudal bisa diketahui siapa pemiliknya.

"Pencarian blackbox akan sangat sulit, selain kondisi geografis juga sabotase dari pelaku. Apalagi di tempat itu masyarakatnya tidak mengerti bahasa inggris, atau Rusia," tambahnya.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menegaskan bahwa pihak manapun tidak boleh mengambil atau menguasai kotak hitam pesawatt MH17. Hal itu sesuai dengan aturan internasional terkait penerbangan.

"Kotak hitam harus ikut aturan internasion, tidak boleh diambil oleh pihak manapun yang tidak punya wewenang. Hanya Malaysia yang berhak atas kotak hitam itu," tandasnya.

Dalam rangka turut berduka, mulai kemarin malam pukul 00.00 Pemerintah Malaysia memerintahkan semua kantor pemerintah dan swasta untuk menurunkan bendera hingga setengah tiang hingga tiga hari kedepan.

Dalam masa itu pemerintah melarang semua pihak membuat pagelaran hiburan, maupun acara pemerintah yang berlebihan kecuali perayaan kegamaan. (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pramugari MH17 Sempat Kirim Pesan Terakhir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler