jpnn.com - KAIRO – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry berharap mendapat dukungan Qatar dan Turki. Yaitu, terkait dengan rencana gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Bukan tanpa alasan Kerry meminta tolong kepada dua negara tersebut. Selama ini, Qatar dan Turki dianggap sekutu Hamas.
BACA JUGA: Pemerintah Prancis Terus Pantau Hilangnya Pesawat Air Algerie
Salah satu indikasi kedekatan dua negara itu dengan Hamas adalah Pemimpin Hamas Khaled Meshaal bermarkas di Qatar. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan terang-terangan mengkritik Israel karena menyerang dan mencoba menduduki Gaza.
Karena itu, kemarin (24/7) Kerry menelepon menteri luar negeri Qatar dan Turki. Dia berharap dua negara itu mampu mempengaruhi Hamas untuk menerima perjanjian gencatan senjata. Perjanjian tersebut kini dirancang di Mesir. Kerry juga berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
BACA JUGA: Menghindari Badai, Pesawat Aljazair Dinyatakan Hilang
Selama ini, Hamas memang menolak mentah-mentah proposal gencatan senjata yang ditawarkan Mesir. Mereka bersikukuh bahwa Israel harus mengakhiri blokade di jalur Gaza yang berlangsung selama delapan tahun. Israel awalnya menerima gencatan senjata.
Namun, mereka terus menyerang Gaza dengan dalih menghancurkan terowongan-terowongan yang menuju Israel. Pada hari ke-17 serangan Israel ke Gaza, ada 730 warga Palestina yang tewas. Mayoritas merupakan warga sipil.
BACA JUGA: Pesawat Algeria Air Angkut 50 Warga Prancis dan 20 Warga Lebanon
Sementara itu, Presiden Prancis Francois Hollande mengumumkan, negaranya telah menyumbangkan USD 14,8 juta (Rp 171,4 miliar) untuk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Di antara jumlah tersebut, USD 8 juta akan diberikan langsung kepada pemerintah Palestina.
Sisanya akan diserahkan ke lembaga PBB yang ditempatkan di Gaza. Bantuan itu disetujui setelah Hollande melakukan rapat dengan organisasi non pemerintah di negeri tersebut.
’’Organisasi non pemerintah (NGOs) menekankan situasi di Gaza, kebutuhan para korban, dan kesulitan para pekerja sosial untuk sampai di tempat korban,’’ ujar staf Hollande. (AFP/AP/sha/c23/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah MH17, Kini Algeria Air Hilang Kontak
Redaktur : Tim Redaksi